Saat ini, Israel menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi mengakui kemerdekaan Somaliland, sebuah republik yang memproklamirkan diri dan memisahkan diri dari Somalia. Merujuk pada komunike kepala pemerintahan Israel, Benjamin Netanyahu, AFP memberitakan hal tersebut. Keputusan ini dapat mengubah dinamika regional, tulis Reuters. Langkah Israel disambut baik oleh Presiden Somaliland, Abdirahman Mohamed Abdullahi, namun menteri luar negeri Mesir, Somalia, Djibouti, dan Turki menolak pengakuan tersebut.
“Perdana Menteri Netanyahu, Menteri Luar Negerinya (Gideon) Saar dan Presiden Somaliland menandatangani pernyataan bersama,” itu tertulis dalam komunike.
“Ini adalah momen bersejarah. Kami menyambut hangat pengakuan Netanyahu atas Republik Somaliland dan menegaskan kesiapan Somaliland untuk bergabung dengan Perjanjian Abraham,” tulis Abdullahi di jejaring sosial X. Hubungan diplomatik dengan Israel, berdasarkan apa yang disebut perjanjian Ibrahim yang dimediasi oleh Amerika Serikat, dinormalisasi pada tahun 2020, misalnya oleh Uni Emirat Arab atau Bahrain.
“Para menteri menolak keras a mengutuk pengakuan Israel atas wilayah Somaliland dan menekankan dukungan penuh mereka terhadap persatuan, kedaulatan, dan integritas wilayah Somalia,” Reuters melaporkan setelah Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Ati berbicara melalui telepon dengan rekan-rekannya dari Somalia, Djibouti dan Turki.
Akankah mereka memindahkan warga Palestina dari Gaza ke sana?
Somaliland rupanya menurut laporan media sebelumnya salah satu negara tempat pemerintahan Netanyahu merundingkan kemungkinan memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza yang hancur ke wilayah mereka. Selain Somaliland, Israel juga dikabarkan sedang merundingkan opsi ini dengan Indonesia, Uganda, dan Libya.
Somaliland secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan dari Somalia pada tanggal 18 Mei 1991 setelah rezim militer Presiden otokratis Mohamed Siad Barre jatuh setelah 22 tahun. Mogadishu, Uni Afrika dan PBB tidak mengakui pemisahan diri tersebut. Namun Somaliland telah membangun lingkungan politik yang stabil selama bertahun-tahun, yang sangat kontras dengan permasalahan yang sedang berlangsung di negara tetangganya, Somalia, yang sedang bergulat dengan pemberontakan Al-Shabaab, sebuah kelompok Islam yang terkait dengan Al-Qaeda.











