Jumat, 5 September 2025 – 11:40 WIB

Jakarta, Viva – Ketua partai oposisi Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman, mengkritik tajam Benjamin Netanyahu dengan menuduhnya membawa “kehancuran politik”, dengan lebih memprioritaskan kelangsungan koalisi daripada keamanan Israel.

Baca juga:

Masyarakat Didorong Ciptakan Suasana Aman di Tengah Aksi Demo

“Kita berada dalam kehancuran politik, kita belum pernah terisolasi seperti ini. Tidak ada manajemen perang, yang ada hanyalah kelangsungan koalisi,” kata Lieberman, dikutip Jumat, 5 September 2025.

Lieberman juga mengkritik kurangnya keterlibatan pemerintah dalam negosiasi dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Baca juga:

Rencana Israel Caplok Gaza Dipercepat, 60 Ribu Tentara Cadangan Disiapkan Jelang Invasi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

“Yang mengganggu saya adalah ada inisiatif dari Mesir, Qatar, dan AS, tetapi saya tidak melihat adanya proposal dari Israel. Masalah dengan pemerintahan ini adalah pertimbangan politik selalu lebih penting daripada pertimbangan keamanan,” ujarnya.

Baca juga:

Israel Berencana Relokasi Warga Gaza ke Sudan Selatan, Netanyahu Sebut ‘Migrasi Sukarela’

Pada 18 Agustus, Hamas menyetujui proposal yang didukung mediator untuk gencatan senjata parsial, dan pertukaran tahanan di Gaza

Namun Israel belum menanggapi, meskipun persyaratannya sejalan dengan tawaran sebelumnya yang diajukan oleh utusan AS, Steve Witkoff, yang telah diterima Tel Aviv.

Di sisi lain, Netanyahu lebih suka menduduki kota Gaza dengan membebaskan tawanan dan mengalahkan Hamas, langkah besar oleh lawan dan mantan kantor.

Sementara militer Israel sendiri memperingatkan bahwa operasi tersebut menimbulkan risiko serius bagi nyawa para tawanan.

Diketahui, tentara Israel telah melancarkan serangan militer brutal di Jalur Gaza, dan menewaskan lebih dari 63.700 warga Palestina. Kampanye militer tersebut telah menghancurkan daerah kantong yang kini menghadapi bencana kelaparan.

November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah tersebut. (Ant).

Halaman Selanjutnya

Di sisi lain, Netanyahu lebih suka menduduki kota Gaza dengan membebaskan tawanan dan mengalahkan Hamas, langkah besar oleh lawan dan mantan kantor.

Halaman Selanjutnya

Tautan Sumber