Jumat, 11 Juli 2025 – 10: 53 WIB
Jakarta, Viva — Pasar mobil Indonesia memasuki semester pertama 2025 dengan tantangan berat. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan wholesales (dari pabrik ke diler) tercatat sebanyak 374 740 unit, turun 8, 6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 410 020 system.
Baca juga:
Pakai Fitur Ini, Mobil BYD yang Rusak saat Parkir Enggak Bikin Boncos
Sementara itu, penjualan retail (ke konsumen akhir) juga terkoreksi, dari 432 453 device pada Januari– Juni 2024 menjadi 390 647 unit tahun ini.
Meski pasar melemah, persaingan antar merek justru semakin menarik. Beberapa pemain lama tetap kuat, sementara pemain baru mulai menantang dominasi lama– terutama dari segmen kendaraan listrik.
Baca juga:
Diskon Besar-Besaran Dorong Rekor Penjualan BYD dan Geely
Sebagai pemimpin pasar, Toyota masih bertahan di posisi teratas dengan penjualan retail mencapai lebih dari 126 ribu unit. Meski mengalami penurunan dibanding tahun lalu, posisinya belum tergoyahkan. Produk andalan seperti Avanza, Innova, dan Raize tetap menjadi tulang punggung penjualan Toyota di berbagai segmen.
Daihatsu dan Honda menyusul di posisi kedua dan ketiga, masing-masing dengan penjualan lebih dari 66 ribu dan 36 ribu unit secara retail. Meskipun sama-sama mengalami sedikit penurunan, keduanya masih konsisten mempertahankan volume di tengah pasar yang melesu.
Baca juga:
Pamer Intro Mobil Baru, BYD Seagull Segera Meluncur?
Dilihat VIVA Otomotif Jumat 11 Juli 2025, kejutan besar datang dari BYD, merek kendaraan listrik asal Tiongkok. Dalam waktu relatif singkat, BYD berhasil mencatat retail sales sebanyak 13 705 system, menempatkannya di atas Hyundai, Isuzu, Wuling, bahkan Chery.
Angka wholesales BYD juga tak kalah impresif, mencapai 12 496 system, menandakan distribusi yang kuat dan permintaan pasar yang tinggi.
Capaian ini menjadikan BYD sebagai pendatang baru paling agresif di pasar otomotif nasional. Produk-produk seperti Dolphin dan Seal tampaknya mendapat respons positif, terutama dari konsumen yang mulai terbuka terhadap mobil listrik berperforma tinggi dan berteknologi canggih.
Selain BYD, merek-merek Tiongkok lain seperti Chery dan Wuling juga masih mencatat angka yang solid. Chery membukukan penjualan retail lebih dari 8 ribu device– naik drastis dibanding tahun sebelumnya yang hanya sekitar dua ribuan system.
Sementara Wuling, meskipun sedikit terkoreksi, tetap berada di kisaran 8 ribuan unit dan menunjukkan stabilitas sebagai pelopor mobil listrik di Tanah Air.
Di sisi lain, Hyundai mencatat penjualan retail sekitar 11 500 device, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dengan schedule seperti Stargazer dan Ioniq 5, Hyundai tetap mempertahankan posisi penting di pasar elektrifikasi dan MPV.
Kehadiran BYD dengan penetrasi secepat ini menandakan bahwa pasar mobil Indonesia mulai memasuki babak baru. Konsumen kini tak lagi terpaku pada merek Jepang semata, tetapi mulai memberi ruang bagi pemain baru– terutama yang menawarkan mobil listrik dengan teknologi mutakhir.
Wholesales (Januari– Juni 2025
1 Toyota – 114 645 System
2 DAIhatSU – 66 646 Unit
3 Honda — 36 115 device
4 Mitsubishi Motors – 31 881 System
5 Suzuki – 27 889 Unit
6 Dunia – 12 496 Unit
7 Mitsubishi Fuso – 11 665 System
8 Hyundai – 11 428 Device
9 Isuzu – 9 428 Device
10 Chery – unit 8 226
Retail Sales (Januari– Juni 2025
1 Toyota – 126 893 Device
2 DAIhatSU – 66 119 Unit
3 Honda — 36 733 system
4 Mitsubishi Motors – 32 185 Unit
5 Suzuki – 27 446 Unit
6 Dunia – Unit 13 705
7 Hyundai – 11 561 System
8 Mitsubishi Fuso – 11 662 System
9 Isuzu – 9 431 Device
10 Chery – unit 8 258
Halaman Selanjutnya
Capaian ini menjadikan BYD sebagai pendatang baru paling agresif di pasar otomotif nasional. Produk-produk seperti Dolphin dan Seal tampaknya mendapat respons positif, terutama dari konsumen yang mulai terbuka terhadap mobil listrik berperforma tinggi dan berteknologi canggih.