menu

India pada hari Rabu (2 Juli) menyatakan keprihatinan yang mendalam atas penculikan tiga warganya yang bekerja di sebuah pabrik semen di Mali, ketika negara Afrika Barat gulungan dari gelombang serangan jihadis terkoordinasi yang menewaskan satu warga sipil dan beberapa cedera.

Menurut kementerian eksternal India, penyerang bersenjata menyerbu pabrik semen berlian di Kayes pada 1 Juli dan menyandera tiga warga negara India. “Pemerintah India secara tegas mengutuk tindakan kekerasan yang menyedihkan ini,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan, mendesak otoritas Mali untuk mengamankan pelepasan pekerja yang aman dan cepat.

Kedutaan Besar India di Bamako mengatakan bahwa pihaknya terus berhubungan dengan pejabat Mali, penegak hukum setempat, dan manajemen pabrik. Keluarga pekerja yang diculik juga telah diberitahu, para pejabat menambahkan.

Penculikan itu terjadi pada hari yang sama ketika para pejuang jihadis melakukan serangan hampir sama terhadap instalasi militer di tujuh kota di Mali barat dan tengah, termasuk Kayes, Nioro du Sahel, dan Niono. Kelompok JNIM yang terhubung dengan Al-Qaeda mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Warga menggambarkan ketenangan yang tegang pada hari Rabu, dengan bisnis perlahan -lahan membuka kembali tetapi takut berlama -lama. “Kemarin kami benar -benar takut … pagi ini, orang -orang melakukan bisnis mereka, tetapi semua orang tidak membicarakan apa -apa selain serangan ini,” kata pemilik toko di Nioro du Sahel kepada AFP.

Seorang warga sipil yang terluka selama serangan kemudian meninggal di rumah sakit, menurut pejabat kesehatan di Kayes. Lebih dari 10 orang lain, kebanyakan warga sipil, tetap dirawat di rumah sakit dengan cedera serius.

Tentara Mali mengatakan lebih dari 80 militan “dinetralkan” selama pertempuran, meskipun konfirmasi independen atas korban tidak mungkin. Pihak berwenang telah memberlakukan jam malam semalam selama sebulan di Kayes dan memperketat pembatasan transportasi dalam upaya untuk memulihkan pesanan.

Kementerian Luar Negeri India mengatakan keselamatan warga negara India di luar negeri tetap menjadi prioritas utama dan mendesak warga di Mali untuk sangat berhati -hati dan tetap berhubungan erat dengan kedutaan untuk pembaruan.

Mali telah menghadapi pemberontakan Islamis yang berputar sejak 2012, dengan kekerasan semakin meluas ke perbatasan ke Burkina Faso dan Niger. Meskipun janji oleh junta militer untuk meningkatkan keamanan, kelompok -kelompok ekstremis telah mengintensifkan serangan terhadap target tentara dan sipil tahun ini.

Pemerintah India mengatakan masih terlibat “di berbagai tingkatan” untuk mengamankan pengembalian pekerja yang lebih awal dan aman.

Tautan sumber