Sabtu, 5 Juli 2025 – 21: 34 WIB
Brasilia, Viva – Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang tewas setelah terjatuh ke jurang di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, dimakamkan di pemakaman Parque da Colina de Pendotiba, Niteroi, pada Jumat sore, 4 Juli 2025, waktu setempat.
Baca juga:
Jenazah Juliana Marins Dimakamkan di Brasil, Ibu Negara Janja Silva Ikut Melayat
Prosesi pemakaman berlangsung haru dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ibu Negara Brasil Rosangela ‘Janja’ Silva, istri Presiden Lula da Silva. Turut hadir pula Menteri Kesetaraan Rasial Anielle Franco serta Wali Kota Niteroi Rodrigo Neves.
Keluarga dan kerabat dekat Juliana Marins turut mengantar kepergian wanita yang dikenal gemar bertualang itu. Sebelumnya, Juliana dilaporkan tewas setelah terperosok ke jurang pada 21 Juni 2025 saat mendaki Gunung Rinjani. Jenazahnya sempat dievakuasi dan diautopsi oleh pihak Kepolisian RI sebelum dipulangkan ke Brasil.
Baca juga:
Prabowo Tiba di Brasil untuk Hadiri KTT BRICS
Menjelang prosesi pemakaman, saudari Juliana, Mariana Marins, menyampaikan pesan menyentuh lewat media sosial.
“Dia mengajarkan kami untuk terus mengejar mimpi,” tulis Mariana.
Baca juga:
KTT BRICS 2025 di Brasil Digelar Tanpa Xi Jinping dan Putin
Sang ayah, Manoel Marins, juga menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Brasil atas perhatian dan dukungan yang diberikan kepada keluarganya.
“Kalian tidak tahu apa yang saya rasakan,” ucap Manoel dengan suara bergetar, seperti dikutip dari Globo, Sabtu 5 Juli 2025
Keluarga awalnya berencana melakukan kremasi, namun membatalkannya setelah pengadilan Brasil memutuskan untuk melakukan autopsi ulang.
“Kami sempat mengajukan permohonan kremasi melalui Kantor Pengadilan Umum, namun hakim meminta agar ditunda karena masih ada hal yang mencurigakan terkait kematiannya,” ujar Manoel.
Ia menambahkan bahwa keputusan untuk menguburkan jenazah diambil demi mengantisipasi jika di kemudian hari dibutuhkan proses autopsi tambahan.
“Mungkin saya tidak tahu apakah ini keputusan yang tepat, tapi kami memilih pemakaman demi kemungkinan pemeriksaan lebih lanjut di masa depan,” tambahnya.
Halaman Selanjutnya
Keluarga awalnya berencana melakukan kremasi, namun membatalkannya setelah pengadilan Brasil memutuskan untuk melakukan autopsi ulang.