Minggu, 8 Juni 2025 – 16: 44 WIB
Jakarta, Viva — Di tengah badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda perusahaan international, Google justru akan menambah tenaga kerja tekniknya hingga akhir 2026 Langkah ini berbanding terbalik dengan yang dilakukan Microsoft memecat peran teknisi perangkat lunak (software program design).
Baca juga:
Bos Microsoft Buka Suara soal PHK Massal Ribuan Karyawan
Principal Exdcutive Officer Alphabet Sundar Pichai mengungkap Google akan terus meningkatkan jumlah teknisi hingga akhir tahun 2026 Perekrutan karyawan bertujuan untuk menangkal kekhawatiran di industri teknologi yang semakin meluas imbas spekulasi penggantian karyawan oleh AI.
Pichai menekankan, fungsi AI hanya sebagai akselerator dan bukan menggantikan peran manusia. Artinya, perusahaan mempunyai peluang melakukan ekspansi karyawan lebih besar di sektor teknologi yang sedang berkembang pesat.
Baca juga:
Butuh Penyemangat? 5 Dramatization Healing Ini Cocok Buat Kamu yang Kena PHK
“Saya berharap kami akan berkembang dari basis teknik kami saat ini bahkan hingga tahun depan. Hal itu memungkinkan perusahaan berbuat lebih banyak dengan peluang yang ada,” tutur Pichai, dikutip dari Waktu India pada Sabtu, 7 Juni 2025
Ilustrasi Semangat Bekerja
Baca juga:
AI dan Insurtech bikin Semua Serba Instan
Komitmen untuk tetap mempekerjakan manusia muncul karena pesaing, seperti Amazon, Microsoft, dan Meta, memilih untuk memangkas ribuan posisi untuk mendanai investasi besar-besaran pada AI. Microsoft telah melakukan PHK massal terhadap 6 000 karyawan.
Belakang, Microsoft kembali memangkas para insinyur, konsultan hukum dan legal, serta level manajer. Bos Microsoft, Satya Nadella, mengungkap PHK tersebut merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan untuk berfokus mengedepankan adopsi kecerdasan buatan ( Ai-first
Sundar Pichai menyampaikan, Google memiliki pendekatan fundamental yang berbeda dari perusahaan lain dalam memandang AI. Teknologi AI dianggap sebagai alat efisiensi biaya dengan merampingkan tugas, tetapi Google melihat keberadaan AI sebagai cara untuk meningkatkan produktivitas teknisi.
Kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk menangani tugas-tugas yang repetitif dan membosankan, sehingga memungkinkan manusia fokus pada pekerjaan yang lebih inovatif dan berdampak. Filosofi ini menjadi dasar strategi Google dalam merekrut talenta secara berkelanjutan, meskipun perusahaan sedang menggelontorkan miliaran dolar untuk pengembangan teknologi AI.
Lebih lanjut, Pichai menyoroti peluang ekspansi bisnis perusahaan, seperti proyek kendaraan otonom Waymo, inisiatif komputasi kuantum, dan pertumbuhan pesat YouTube secara international, yang membuktikan inovasi tetap membutuhkan keahlian manusia. Ia menekankan pentingnya YouTube di India, yang kini memiliki 100 juta saluran, termasuk 15 000 saluran dengan lebih dari satu juta pelanggan, menunjukkan tingginya kebutuhan akan talenta teknik untuk mendukung pertumbuhan ini.
Meski optimistis terhadap potensi AI, Pichai mengingatkan adanya keterbatasan teknologi saat ini. Meskipun AI unggul dalam hal-hal seperti pengodean tetapi teknologi ini masih sering membuat kesalahan mendasar dan belum ada kepastian kapan kecerdasan umum buatan (AGI) benar-benar tercapai.
“Jadi, apakah saat ini kita berada di jalur mutlak menuju AGI? Saya rasa tidak ada yang bisa memastikannya,” kata Pichai.
Komitmen Google dalam perekrutan ini menjadi kontras dengan gelombang PHK yang dilakukan Alphabet. Induk Google itu memecat sekitar 12 000 karyawan pada 2023 dan pengurangan tambahan pada 2024 dan awal 2025
Pernyataan Pichai terkait penerimaan karyawan baru menandakan adanya pergeseran strategi perusahaan ke arah investasi jangka panjang pada sumber daya manusia (SDM). Dengan keyakinan bahwa peningkatan kemampuan melalui AI bukan menggantikan peran manusia seutuhnya tetapi mendorong daya saing Google menjadi perusahaan yang kompetitif Google di masa depan yang semakin mengandalkan otomatisasi.
Komitmen perekrutan ini sangat kontras dengan sejarah PHK Alphabet baru-baru ini, termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 12 000 karyawan pada tahun 2023 dan pengurangan tambahan pada tahun 2024 dan awal tahun 2025 Namun, apa yang dikatakan Pichai menandakan peralihan strategis ke arah investasi yang berfokus pada pertumbuhan dalam sumber daya manusia, dengan keyakinan bahwa peningkatan AI, bukan penggantian, akan mendorong keunggulan kompetitif Google di masa depan yang semakin otomatis.
Halaman Selanjutnya
Sundar Pichai menyampaikan, Google memiliki pendekatan basic yang berbeda dari perusahaan lain dalam memandang AI. Teknologi AI dianggap sebagai alat efisiensi biaya dengan merampingkan tugas, tetapi Google melihat keberadaan AI sebagai cara untuk meningkatkan produktivitas teknisi.