Kamis, 10 Juli 2025 – 17: 28 WIB
Jakarta , Viva – Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uganda menggelar “Uganda-Indonesia Business Discussion Forum 2025, yang mempertemukan antarpejabat pemerintah, pemimpin bisnis, dan financier dari kedua negara untuk membuka kolaborasi jangka panjang yang berkelanjutan.
Baca juga:
3 Strategi Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Hadapi Kebijakan Tarif Trump
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan, Uganda merupakan pintu gerbang strategis bagi pasar Asia Tenggara, dalam sektor-sektor utama seperti pariwisata, mineral, perdagangan, minyak dan gas, serta inovasi digital.
“Discussion forum bisnis ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan perdagangan internasional kita, tetapi juga mempererat hubungan internasional,” kata Dyah Roro dalam sambutannya di acara “Uganda-Indonesia Organization Forum 2025, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Juli 2025
Baca juga:
Dibuka Menghijau, IHSG Dibayangi Koreksi Jika Gagal Break Resistance di 6 950
Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti, dalam sambutan di acara Penganugerahan Penghargaan Perlindungan Konsumen, Senin, 18 November 2024
- VIVA.co.id/ Mohammad Yudha Prasetya-Tangkapan layar
Dia mengatakan, komitmen Uganda terhadap integrasi local dan kemajuan ekonomi, tercermin dari perannya yang aktif dalam blok-blok perdagangan utama seperti Eastern African Neighborhood (EAC), COMESA, dan African Continental Free Trade Location (AfCFTA).
Baca juga:
Bursa Asia Bervariasi Respons Trump Patok Tarif Impor 50 Persen ke Brasil
Terlebih, overall nilai perdagangan antara Indonesia dan Uganda secara umum menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2020 hingga 2024 Dimana, terdapat peningkatan sebesar 47, 25 persen dari US$ 8, 9 juta menjadi US$ 52, 8 juta, pada periode Januari-April 2025
“Dengan populasi lebih dari 48 juta jiwa dan akses ke pasar local yang mencakup lebih dari 300 juta orang, Uganda bakal menawarkan skala dan posisi strategis bagi capitalist Indonesia yang mencari pertumbuhan jangka panjang di kawasan Afrika Timur,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Uganda untuk Malaysia, Dr. Betty Oyella Bigombe, menekankan kesiapan Uganda untuk bermitra dengan pihak internasional, khususnya dari Indonesia.
“Discussion forum Bisnis ini menandai age baru kerja sama bilateral yang ditandai dengan keselarasan strategis, pertumbuhan ekonomi bersama, dan kemitraan yang juga mencakup inovasi, keberlanjutan, dan pembangunan yang inklusif,” kata Bigombe.
Dia menegaskan, Uganda berkomitmen untuk meningkatkan ekspornya ke Indonesia, khususnya pada produk pertanian, mineral, makanan halal, dan komponen energi hijau.
“Kami akan mendorong pelaku usaha Indonesia untuk mempertimbangkan Uganda sebagai pusat produksi dan ekspor strategis, utamanya untuk ke seluruh kawasan Afrika,” ujarnya.
Sebagai informasi, forum “Uganda-Indonesia Service Forum 2025 ini mencakup presentasi sektor unggulan, sesi jejaring bisnis yang terkurasi, dan dialog antara sektor publik dan swasta untuk mengatasi hambatan perdagangan dan mempercepat kemitraan strategis. Dengan kekayaan sumber daya alam, populasi muda yang dinamis, dan infrastruktur digital yang berkembang, Uganda menjadi lahan subur bagi investasi berkelanjutan.
Halaman Selanjutnya
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Uganda untuk Malaysia, Dr. Betty Oyella Bigombe, menekankan kesiapan Uganda untuk bermitra dengan pihak internasional, khususnya dari Indonesia.