White House press secretary Karoline Leavitt speaks during a press briefing at the White House in Washington, Thursday, July 31, 2025. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menggembar -gemborkan ancaman tarif Trump sebagai alat kebijakan luar negeri yang digunakan untuk memaksa perjanjian gencatan senjata antara sejumlah negara yang saling bertentangan, sebuah teknik yang katanya membuat presiden layak mendapatkan Hadiah Perdamaian Nobel.

“Presiden sekarang telah mengakhiri konflik antara Thailand dan Kamboja, Israel dan Iran, Rwanda dan Republik Demokratik Kongo, India dan Pakistan, Serbia dan Kosovo dan Mesir dan Ethiopia,” kata Leavitt, menambahkan bahwa Gedung Putih memperkirakan bahwa Trump telah mempersiapkan rata -rata satu kesepakatan dayon per bulan untuknya.

Hadiah Nobel Perdamaian Dorong Momentum memperoleh momentum

Trump dan sejumlah Partai Republik kongres telah mendorong presiden untuk diberikan Hadiah Nobel Perdamaian untuk agenda kebijakan luar negerinya. Trump mengatakan kepada wartawan pada akhir Juni bahwa sejumlah prestasinya di Republik Demokratik Kongo dan Pakistan layak mendapatkan penghargaan bergengsi.

Leavitt, yang menggembar -gemborkan pembicaraan damai Trump, mendorong Hadiah Nobel Perdamaian, melanjutkan: “Sudah lama lewat Presiden Trump dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian.”

Janji Perang Ukraina tetap tidak terpenuhi

Trump belum menindaklanjuti janji kampanyenya untuk mengakhiri invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina, suatu prestasi yang dia berulang kali katakan akan dicapai pada “Hari Pertama” dari kepresidenannya.

Tautan sumber