Viva – Pemerintah pusat menaruh perhatian serius terhadap penyelenggaraan Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca juga:

1.372 Atlet Bersaing di Indonesia Open Gymnastics 2025

Tak hanya mendukung penuh, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) juga mendorong seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk terlibat aktif dan memberikan kontribusi nyata.

Ajang olahraga masyarakat terbesar di Indonesia itu akan digelar pada 26 Juli hingga 1 Agustus 2025. Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK, Warsito, menyebut FORNAS bukan sekadar kompetisi, tapi pesta rakyat yang bertujuan membangun budaya hidup sehat di tengah masyarakat.

Baca juga:

Esports Mobile Kian Panas, PUBG Mobile Perkenalkan Mode Kompetitif Baru

“FORNAS bukan hanya soal pertandingan, tetapi tentang membangun budaya hidup aktif dan sehat. Ini pesta rakyat. Kita semua punya peran untuk menyukseskannya,” kata Warsito dalam Rapat Koordinasi Tingkat Eselon I di Jakarta, Selasa, 8 Juli 2025.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menyukseskan acara ini, mulai dari dukungan logistik, transportasi, layanan kesehatan, promosi hingga pelibatan masyarakat.

Baca juga:

Hadirkan Kategori Disabilitas, Kemenpora Dukung Patriot Run Indonesia Emas 2025

“Kami harap semua pihak menjaga semangat kolaborasi hingga hari H. Mari kita jadikan FORNAS sebagai wajah Indonesia yang sehat, kuat, dan bergembira,” ujarnya.

Dalam rapat koordinasi itu, Kemenko PMK juga menyoroti kesiapan teknis yang perlu dimatangkan, termasuk soal venue, transportasi, dan potensi kendala seperti banjir yang sempat melanda Mataram pada 6 Juli lalu.

“Kita harus pastikan bahwa semua risiko dan kendala teknis bisa diantisipasi sejak awal,” tegas Warsito.

Ketua Penyelenggara FORNAS VIII, Ibnu Riza, melaporkan bahwa hingga awal Juli, sebanyak 12.000 peserta dari 74 Induk Organisasi Olahraga Masyarakat (INORGA) telah mendaftar. Sekitar 100 cabang olahraga akan digelar, terdiri dari 72 kategori lomba dan 28 eksibisi.

“Kami juga sudah menyusun jadwal agar 72 INORGA dapat difasilitasi sesuai lokasi dan waktu pertandingan masing-masing,” ujar Ibnu, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KORMI.

Sekitar 50 hingga 60 cabang olahraga akan dipusatkan di Kota Mataram, menjadikannya sebagai titik utama kegiatan FORNAS 2025.

Dongkrak Ekonomi dan Promosi Wisata NTB

Ketua Pelaksana FORNAS VIII, Nauvar Farinduan, menilai event ini tak hanya soal olahraga, tetapi juga memiliki efek domino terhadap perekonomian dan pariwisata lokal. Sekitar 20 ribu orang diperkirakan akan hadir di NTB selama ajang berlangsung.

“Kami melihat FORNAS sebagai peluang untuk membangkitkan ekonomi lokal, mendorong UMKM, dan tentu saja memperkenalkan pariwisata NTB ke khalayak nasional,” kata Nauvar.

Wakil Ketua Panitia Pelaksana, Andhika Monoarfa, menambahkan bahwa progres pembangunan dan perbaikan venue pertandingan sudah mencapai 80 persen dan akan rampung tepat waktu. Fasilitas transportasi seperti shuttle bus Damri juga disiapkan untuk mempermudah mobilitas peserta.

Soal keamanan dan kesehatan, Andhika memastikan koordinasi telah dilakukan dengan Polda NTB, Dinas Kesehatan setempat, serta pihak asuransi.

“Kami menyiapkan asuransi khusus untuk cabang-cabang olahraga berisiko tinggi. Untuk keamanan, kami mendapatkan dukungan operasi dari kepolisian, setara dengan yang digunakan pada ajang MotoGP,” jelasnya.

Rapat koordinasi tersebut turut dihadiri berbagai perwakilan kementerian dan lembaga. Di antaranya Kemenpora, Kemendagri, Kemenpar, Kemenekraf, Kemenbud, Kemenkeu, KemenPU, Kominfo, Puspresnas, BPJS Kesehatan, serta unsur TNI dan Polri. Pemerintah Provinsi NTB bersama KORMI Nasional dan daerah juga terlibat langsung dalam kesiapan teknis lapangan.

Ajang FORNAS VIII 2025 di NTB diproyeksikan menjadi panggung besar olahraga masyarakat sekaligus momentum strategis memperkuat karakter bangsa lewat budaya sehat, gotong royong, dan sportivitas.

Halaman Selanjutnya

“Kita harus pastikan bahwa semua risiko dan kendala teknis bisa diantisipasi sejak awal,” tegas Warsito.

Halaman Selanjutnya

Tautan sumber