Selasa, 17 Juni 2025 – 14: 35 WIB

Jakarta, Viva — Dalam upaya menjawab kebutuhan pelaku usaha terhadap sistem pembayaran electronic yang lebih efisien dan terintegrasi, PT Harsya Remitindo resmi meluncurkan identitas baru (rebranding) sebagai Pivot. Ini menandai transformasi strategis perusahaan dari penyedia layanan remitansi menjadi system penyedia infrastruktur pembayaran bisnis ke bisnis (B 2 B) di Indonesia.

Baca juga:

Dari Jastip ke Brand Fashion: Kisah Yisti Mewujudkan Mimpi Sebelum Usia 30 Bangun UMKM Bersama Shopee

Sejak berdiri pada 2012, Harsya dikenal sebagai perusahaan remitansi yang melayani pengiriman uang lintas negara, terutama bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Taiwan dan Hong Kong. Pada tahun 2022, perusahaan juga meluncurkan produk uang elektronik IKI Pay sebagai langkah awal menuju period digitalisasil.

CEO Pivot Fajar Halim menyampaikan, perubahan identitas ini merupakan respons perusahaan atas perubahan besar dalam pengelolaan arus kas bisnis saat ini. Ia mengeskan, kehadiran Pivot akan mempercepat proses tersebut.

Baca juga:

Sri Mulyani Tambah Investasi RI ke 3 Lembaga Keuangan Internasional Sebesar Rp 1, 76 Triliun

“Pivot hadir bukan hanya untuk menggantikan proses manual, tetapi untuk menyederhanakan sistem yang kompleks menjadi satu platform yang transparan, cepat, dan scalable,” ujar Fajar yang dikutip dari keterangan tertulis pada Selasa, 17 Juni 2025

Transaksi digital.

Transaksi electronic.

Foto:

  • Asosiasi Tanda Tangan Elektronik dan Catatan

Baca juga:

Chikita Meidy Ungkap Kerugian Rp 160 Juta Akibat Suami Terlibat Judi Online

Pivot memegang empat pilar solusi utama, yakni Accept Settlements, Payouts, Account and Balance Monitoring, dan Wallet-as-a-Service. Platform ini memungkinkan perusahaan mengelola transaksi keuangan secara otomatis dan terpusat, termasuk peluncuran dompet digital sendiri, manajemen saldo, hingga rekonsiliasi akun dalam satu sistem yang aman, handal, dan terintegrasi.

Fajar menambahkan, Pivot ingin membantu bisnis lintas sektor untuk mengatasi berbagai hambatan operasional yang dihadiapi bisnis saat ini. Teknologi Pivot dirancang modular dan adaptif yang memberikan efisiensi waktu, biaya, serta sumber daya.

Dengan begitu, Pivot diharapkan menjadi solusi yang memungkinkan bisnis untuk mengola transaksi, saldo dan pembayaran secara real time dalam satu sistem.

“Kami ingin memberdayakan perusahaan lintas sektor untuk tumbuh lebih cepat dan cerdas tanpa harus dibatasi oleh sistem pembayaran yang kaku, proses yang handbook dan rumit, dan kompleksitas operasional,” tegas Fajar.

Transformasi ini juga dinilai sejalan dengan arah kebijakan Financial institution Indonesia dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang menekankan pentingnya interoperabilitas, integrasi sistem, dan efisiensi. Pivot beroperasi sebagai Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) kategori izin 1, di bawah pengawasan Financial institution Indonesia. Perusahaan juga mengantongi sertifikasi ISO 27001: 2022 dan PCI DSS.

“Pivot membuka akses ke sistem keuangan digital yang sebelumnya hanya dimiliki oleh perusahaan skala besar,” tutur COO Pivot, Kinantia Subiantoro.

Kinantia menjelaskan, Pivot memiliki infrastruktur keuangan dan pembayaran B 2 B yang terintegrasi dari pembayaran, transfer, hingga otomatisasi manajemen akun. Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk memastikan pelaku usaha dari berbagai skala bisa memiliki akses yang sama.

Dalam 100 hari peluncurannya, Pivot mengklaim telah bermitra dengan lebih dari 100 perusahaan dari berbagai sektor. Pivot juga bekerja sama dengan berbagai institusi finansial, termasuk VISA, Mastercard, serta bank-bank nasional dan swasta untuk memperluas jangkauan pembayaran.

Kemitraan yang dilakukan Pivot akan meningkatkan efisiensi proses pembayaran bisnis. Di mana melalui satu kali integrasi, perusahaan dapat mengaktifkan beragam metode pembayaran dan fitur refund secara sekaligus.

Inovasi ini juga memungkinkan pelaku usaha untuk melakukan ribuan transaksi transfer ke seluruh financial institution di Indonesia maupun ke luar negeri dalam satu waktu. Seluruh transaksi dikelola dalam sistem terpadu dengan pencatatan otomatis yang memberikan visibilitas penuh serta kendali terhadpa arus kas perusahaan secara menyeluruh.

Halaman Selanjutnya

“Kami ingin memberdayakan perusahaan lintas sektor untuk tumbuh lebih cepat dan cerdas tanpa harus dibatasi oleh sistem pembayaran yang kaku, proses yang manual dan rumit, dan kompleksitas operasional,” tegas Fajar.

Halaman Selanjutnya

Tautan sumber