Minggu, 20 Juli 2025 – 17: 01 WIB
Sentul, VIVA – Mitsubishi Motors menghadirkan SUV tujuh penumpang terbarunya, Mitsubishi Destinator, dengan sejumlah fitur costs.
Baca juga:
Mitsubishi Siapkan ‘Kejutan’ Crossbreed untuk RI
Namun satu fitur yang cukup mencolok karena absen di seluruh variannya adalah wireless charger. Padahal, fitur ini mulai banyak digunakan di mobil kelas menengah hingga atas.
Menanggapi hal tersebut, Group Head of Sales & Marketing Department PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia, Mukhamad Arwani menjelaskan keputusan untuk tidak menyertakan fitur cordless charger bukan tanpa alasan.
Baca juga:
Destinator Jadi Andalan Baru Mitsubishi untuk Pasar Global dari Indonesia
Ia mengklaim telah melakukan riset mendalam terhadap kebiasaan pengguna di Indonesia sebelum menentukan fitur-fitur yang dihadirkan.
Hasilnya, konsumen di Indonesia dinilai lebih memilih pengisian daya menggunakan kabel dibanding nirkabel.
Baca juga:
Terpopuler: Mitsubishi Destinator Mengaspal, Mobil Listrik Viral
“Sekarang itu kita pikir, mungkin pernah dialami sendiri kalau kita mengecas lebih enak pakai kabel,” kata Arwani di Sentul, Jawa Barat, Minggu 20 Juli 2025
Masih berdasarkan riset pabrikan, fitur seperti cordless charger masuk kategori “nice to have”, bukan fitur utama yang benar-benar dibutuhkan konsumen. Oleh karena itu, mereka lebih memilih fokus pada fitur lain yang dirasa lebih relevan dan bernilai,
“Biasanya, sebagai penumpang atau pengemudi, kita tidak ingin ponsel lepas dari tangan. Jadi cordless charger itu kami anggap sebagai fitur yang good to have, tapi bukan kebutuhan utama,” tuturnya.
Selain karena kebiasaan memegang ponsel saat berkendara, perbedaan kualitas baterai dan perangkat yang digunakan juga membuat fitur wireless billing belum menjadi kebutuhan yang merata di kalangan konsumen.
Menurut dia, fitur ini juga pernah diujicobakan di design sebelumnya seperti Xforce, namun tingkat penggunaannya sangat rendah.
“Kecenderungan kustomer adalah kabel yang utama. Kalau di luar (negeri) karena keamanan tidak boleh pegang handphone, tapi di sini rata-rata kalau nyetir pegang handphone,” ungkapnya.
Halaman Selanjutnya
“Biasanya, sebagai penumpang atau pengemudi, kita tidak ingin ponsel lepas dari tangan. Jadi cordless battery charger itu kami anggap sebagai fitur yang good to have, tapi bukan kebutuhan utama,” tuturnya.