Kamis, 23 Oktober 2025 – 16:21 WIB
Jakarta – Perkembangan teknologi di sektor industri makanan dan minuman (F&B) semakin pesat. Pelaku usaha kini memiliki lebih banyak pilihan untuk memastikan keamanan dan kualitas produknya sebelum beredar di pasaran.
Baca Juga:
Gandeng WHO IRCH, BPOM Dorong Pengembangan Industri Obat Herbal RI
Salah satu inovasi yang menarik perhatian datang dari ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 di ICE BSD, Tangerang, yang menghadirkan teknologi pengujian pangan berakurasi tinggi untuk mendukung efisiensi proses produksi.
Penyedia layanan pengujian laboratorium, Alvalab, memperkenalkan alat uji kadaluwarsa dan kandungan gizi pangan berakurasi 99,5 persen bernama Climatic Chamber ASLT (Accelerated Shelf Life Testing).
Baca Juga:
Bursa Asia Anjlok, Investor Cemas Hubungan Dagang AS–Tiongkok Memanas
Teknologi ini memungkinkan produsen makanan dan minuman mengetahui masa kadaluwarsa, stabilitas, serta kandungan gizi dan mikrobiologi produk dalam waktu lebih singkat dibanding metode konvensional.
“Alat ini kami datangkan langsung dari Eropa. Bentuknya menyerupai lemari pendingin satu pintu, namun dilengkapi sistem pemantauan suhu, kelembaban, dan cahaya yang dapat disesuaikan untuk simulasi kondisi penyimpanan berbagai jenis produk,” ujar Head of Sales and Marketing Alvalab, Jonathan A. Widakdo, sebagaimana dikutip dari siaran pers, Kamis, 23 Oktober 2025.
Baca Juga:
Prabowo Usul Bentuk CEPA buat Perkuat Sektor Perdagangan dengan Afrika Selatan
Jonathan menjelaskan, proses pengujian dilakukan dengan memasukkan sampel produk ke dalam alat tersebut selama jangka waktu minimum 30 hari hingga maksimal 60 hari, tergantung jenis produknya.
Hasil pengujian mencakup laporan komprehensif mengenai umur simpan, perubahan fisik dan rasa, hingga potensi paparan mikrobiologi.
“Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan meluncurkan produk permen dengan varian rasa baru, maka sebelum mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk tersebut wajib diuji oleh lembaga independen,” jelasnya.
“Kami memberikan analisis objektif mengenai kelebihan dan kekurangan produk sebelum diserahkan ke otoritas terkait yang bisa dipertanggung jawabkan dengan sertifikat analisa atau biasa disebut CoA,” tambahnya.
Lebih lanjut, Jonathan menuturkan bahwa hasil pengujian dari lembaganya telah diakui secara luas oleh berbagai pelaku industri, terutama bagi perusahaan yang menargetkan ekspor.
“Banyak produk ekspor yang melampirkan sertifikat hasil uji lab dari kami karena tingkat akurasinya sangat tinggi dan telah memenuhi standar internasional. Laboratorium kami sudah berakreditasi ISO 17025 serta diakui oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan BPOM,” ungkapnya.
Halaman Selanjutnya
Untuk memperluas jangkauan layanan, perusahaan tersebut juga membuka sistem drop point dan pengiriman sampel dari empat kota besar, yakni Jakarta, Surabaya, Lampung, dan Pontianak. Pelaku usaha dapat mengirimkan produk melalui jasa ekspedisi disertai dokumen pendukung seperti Nomor Wajib Pajak (NPWP), Nomor Induk Berusaha (NIB), dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP).