Selasa, 2 September 2025 – 11: 50 WIB
Peru, hidup — Seorang diplomat asal Indonesia, Zetro Leonardo Purba (40 menjadi korban penembakan harsh di Peru. Peristiwa tragis itu terjadi di distrik Lince, Kota Lima pada Senin malam, 1 September 2025 waktu setempat.
Baca juga:
Sosok Diplomat RI yang Tewas Ditembak OTK di Peru, Baru 5 Bulan Tugas
Dilansir dari Infobae pihak kepolisian menyampaikan, penembakan tersebut terjadi di depan gedung apartemen tempat korban tinggal, di Jalan Cesar Vallejo.
Leonardo yang saat itu baru pulang dari kantor mengendarai sepeda, dihentikan oleh dua pria tak dikenal yang datang menggunakan sepeda electric motor. Tanpa banyak bicara, pelaku melepaskan tiga tembakan ke arah korban, salah satunya mengenai kepala.
Baca juga:
Capres Colombia Miguel Uribe meninggal setelah ditembak di kampanye
Korban sempat dibawa ke Klinik Javier Prado, namun nyawanya tak tertolong akibat luka serius yang dialami. Adapun, sang istri yang menunggu di pintu masuk apartemen selamat dari serangan tersebut, meski harus menyaksikan langsung momen tragis itu. Saat ini, ia bersama dua anaknya berada di bawah perlindungan polisi.
Dugaan Theme dan Investigasi Polisi
Baca juga:
Teken IP-CEPA, Indonesia-Peru Perkuat Sektor Perdagangan hingga Pertahanan
Kepolisian Nasional Peru (PNP) langsung melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus ini. Komisaris Guívar menyebutkan, penembakan ini diduga kuat merupakan aksi pembunuhan bayaran.
“Ini adalah kasus pertama pembunuhan dengan indikasi bayaran di distrik Lince tahun ini. Motif yang melatarbelakangi penyerangan masih kami dalami. Tidak menutup kemungkinan adanya unsur balas dendam,” jelasnya kepada Berita Television Peru.
Berdasarkan rekaman kamera pengawas, pelaku diyakini bukan warga negara Peru. Pihak kepolisian word play here mengaktifkan Rencana Pengepungan untuk memperluas pencarian hingga ke yurisdiksi lain. Aparat dari Seksi Investigasi Kriminal (SEINCRI) juga dikerahkan guna mengumpulkan bukti tambahan dan memeriksa keterangan saksi.
Kehidupan Korban di Peru
Warga sekitar mengungkapkan bahwa Leonardo Zetro Purba baru lima bulan tinggal di Peru. Ia menetap di apartemen bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil. Setiap hari, ia menggunakan sepeda sebagai transportasi utama dari rumah ke kantor kedutaan di kawasan San Isidro.
Kepolisian menduga pelaku telah lama mengamati rutinitas korban. Kepala polisi setempat menyebutkan, Leonardo kemungkinan telah dibuntuti sejak keluar dari Avenida Arequipa menuju kondominium. Begitu sampai di depan gedung, ia langsung dihadang dan ditembak.
Halaman Selanjutnya
Berdasarkan rekaman kamera pengawas, pelaku diyakini bukan warga negara Peru. Pihak kepolisian pun mengaktifkan Rencana Pengepungan untuk memperluas pencarian hingga ke yurisdiksi lain. Aparat dari Seksi Investigasi Kriminal (SEINCRI) juga dikerahkan guna mengumpulkan bukti tambahan dan memeriksa keterangan saksi.