Kamis, 5 Juni 2025 – 13:00 WIB

Jakarta, Viva – Setelah cukup lama mereda dan sempat dinyatakan terkendali, virus COVID-19 kini kembali menunjukkan tanda-tanda kemunculannya di ibu kota. Di tengah semangat masyarakat yang mulai hidup normal kembali, kabar mengejutkan datang dari dua wilayah di Jakarta: Cipayung dan Cakung. Dua warga dilaporkan sempat terinfeksi COVID-19 pada Mei 2025, meskipun saat ini mereka telah dinyatakan sembuh.

Baca juga:

Timnas Indonesia vs China di GBK: Polisi Siapkan Tempat Parkir 9.000 Kendaraan, Berikut 26 Lokasi Lengkapnya

Jakarta Selatan Jadi Titik Baru Lonjakan Kasus

Selain kasus di Jakarta Timur, sistem New All Record (NAR) milik Kemenkes mencatat adanya 15 warga Jakarta Selatan yang terinfeksi COVID-19 selama tahun 2025. Data ini cukup mengejutkan, mengingat sebagian besar masyarakat telah melonggarkan penggunaan masker dan pembatasan sosial.

Baca juga:

Fenomena Deepfake dalam Industri Pornografi Digital: Ancaman Baru Privasi di Era Teknologi

Meski jumlah kasus belum tergolong tinggi, indikasi lonjakan secara perlahan tidak bisa diabaikan, terutama ketika mencermati pola penyebaran yang kembali menyerang kawasan padat penduduk.

Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Antisipasi Gelombang Baru

Baca juga:

5 Fakta Mengejutkan di Balik Kasus Video Porno Berteknologi Deepfake yang Diungkap Polres Kendal

Menanggapi situasi ini, Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan Surat Edaran (SE) sebagai bentuk peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman wabah COVID-19, serta potensi munculnya penyakit menular lainnya.

Ilustrasi wanita mengenakan masker.

Ilustrasi wanita mengenakan masker.

Menurut Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, sejak minggu ke-12 tahun 2025, peningkatan kasus COVID-19 tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara Asia seperti Thailand, Hongkong, Malaysia, dan Singapura.

Hingga akhir Mei 2025, Kemenkes mencatat sudah ada tujuh kasus terkonfirmasi di Indonesia—sebuah angka kecil yang bisa menjadi awal dari potensi gelombang lanjutan, jika tidak segera diantisipasi.

Kebijakan Masker dan Transportasi Umum Kembali Jadi Sorotan

Salah satu isu krusial yang mencuat seiring munculnya kembali COVID-19 di Jakarta adalah penggunaan masker di transportasi umum. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan bahwa pihaknya akan tetap menunggu rekomendasi resmi dari Kemenkes sebelum mengambil kebijakan seperti pemberlakuan kembali masker wajib di bus, MRT, KRL, dan moda transportasi lainnya.

Kebijakan ini penting mengingat tingginya mobilitas masyarakat di Jakarta dan sekitarnya, terutama dengan beroperasinya sistem transportasi Transjabodetabek yang baru diresmikan.

Pramono Anung menyatakan bahwa pihaknya akan mengikuti seluruh kebijakan dan arahan resmi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Ia menekankan bahwa persoalan COVID-19, baik penanganan maupun kebijakan mitigasinya, sepenuhnya berada di bawah kewenangan Kemenkes.

Gubernur Jakarta Pramono Anung saat peresmian TransJabodetabek rute Blok M-Bogor

Gubernur Jakarta Pramono Anung saat peresmian TransJabodetabek rute Blok M-Bogor

Foto:

  • Viva.co.id/fajar Ramadhan

“COVID-19 adalah urusan Menteri Kesehatan. Kami menunggu langkah teknis dan surat edaran dari pusat,” ujar Pramono saat ditemui usai peresmian Transjabodetabek rute Bogor-Blok M di Terminal Blok M, Jakarta, Kamis (5/6).

Waspada Tapi Jangan Panik: Masyarakat Diminta Tetap Siaga

Walaupun belum ada peringatan resmi atau status darurat yang diberlakukan, masyarakat diimbau untuk kembali meningkatkan kesadaran kesehatan pribadi. Mulai dari mencuci tangan, menggunakan masker di ruang publik tertutup, hingga menghindari kontak fisik yang tidak perlu, menjadi langkah awal yang bijak untuk mencegah penyebaran virus.

Gugus tugas COVID-19 di daerah masih siaga dan terus melakukan pemantauan di lapangan. Petugas kesehatan dari puskesmas hingga rumah sakit rujukan diminta untuk bersiap menghadapi lonjakan kasus jika sewaktu-waktu terjadi. (Antara)

Halaman Selanjutnya

Menurut Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, sejak minggu ke-12 tahun 2025, peningkatan kasus COVID-19 tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara Asia seperti Thailand, Hongkong, Malaysia, dan Singapura.

Halaman Selanjutnya


Tautan sumber