Senin, 22 Desember 2025 – 20: 25 WIB
Jakarta — Di balik sorotan kamera, gemerlap panggung setting, dan deretan prestasi bergengsi, kehidupan para supermodel tak selalu seindah yang terlihat. Tahun 2025 menjadi salah satu fase paling gemilang dalam karier Anok Yai, namun, di saat bersamaan, ia juga harus menghadapi ujian berat yang nyaris tak diketahui publik.
Baca Juga:
THAT: Lebih dari 1 000 Pasien di Gaza Meninggal saat Menunggu Evakuasi
Baru-baru ini, Anok akhirnya buka-bukaan tentang kondisi kesehatan serius yang selama ini ia sembunyikan. Cover girl 28 tahun ini mengungkap bahwa dirinya didiagnosis memiliki penyakit bawaan atau genetic issue yang membuat jantungnya bekerja terlalu keras dan perlahan merusak paru-parunya.
Kondisi tersebut berdampak serius hingga membuatnya mengalami kesulitan bernapas. Pengakuan tersebut ia sampaikan melalui unggahan Instagram yang emosional, beberapa waktu lalu. Scroll untuk details selanjutnya …
Baca Juga:
MotoGP Rilis Update Pembalap yang Cedera, Intip Kondisi di Sini!
Dalam unggahan panjang itu, Anok Yai membagikan kisah perjuangan melawan penyakitnya selama satu tahun terakhir. “Selama setahun terakhir, aku berjuang dengan pertempuran diam-diam ini,” tulis Anok Yai.
“Aku secara tidak sengaja mengetahui bahwa aku memiliki cacat bawaan yang membuat jantungku bekerja berlebihan dan perlahan menghancurkan paru-paruku,” ungkapnya, sebagaimana dikutip dari Individuals, Senin, 22 Desember 2025
Baca Juga:
Komitmen Indonesia Kembangkan Inovasi Sektor Kesehatan dan Obat-Obatan Nasional
Dalam unggahan tersebut, Anok Yai juga memperlihatkan potret dan video clip dirinya selama menjalani perawatan di NYU Langone Health, New York City City. Ia tampak berbaring di ranjang rumah sakit, membaca buku, hingga menghirup oksigen dari alat bantu pernapasan saat proses pemulihan pascaoperasi.
Ia lalu menceritakan bagaimana kondisi tersebut berkembang dari waktu ke waktu. “Apa yang awalnya tidak bergejala selama sebagian besar hidupku berubah menjadi batuk yang tak kunjung sembuh, lalu menjadi nyeri dada, episode batuk berdarah, dan pada akhirnya, di beberapa waktu, aku kesulitan bernapas,” ungkapnya.
Meski mengalami gejala yang semakin serius, Anok Yai mengaku tetap memaksakan diri untuk bekerja sambil mencari penanganan medis yang tepat. “Aku memilih untuk tetap bekerja sambil mencoba menemukan dokter yang tepat dan waktu yang tepat,” tulisnya.
“Aku dengan cepat menyadari bahwa tidak akan pernah ada ‘waktu yang tepat’, (karena) kesehatanku hanya akan terus memburuk.”
Halaman Selanjutnya
Anok Yai tidak merinci secara detail diagnosis medis yang ia alami. Namun, ia mengungkap bahwa dirinya menjalani operasi paru menggunakan teknologi robotik.







