Selasa, 10 Juni 2025 – 12: 15 WIB
Beijing, Viva — Babak baru perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China resmi dimulai di London pada Senin, 9 Juni 2025 Pertemuan ini menjadi kelanjutan dari panggilan telepon yang telah lama dinanti antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, serta diumumkan hanya beberapa hari sebelumnya.
Baca juga:
PBB Minta Semua Pihak Menahan Diri Soal Kerusuhan di LA
.
Kesepakatan awal sempat dicapai pada Mei 2025, ketika kedua negara sepakat mencabut tarif selama periode 90 hari. Namun, langkah yang diharapkan menjadi angin segar justru berubah arah, tersendat oleh dominasi China atas ekspor mineral langka dan akses terhadap teknologi semikonduktor asal AS.
Dalam pertemuan di London, ekspor mineral langka dan magnet terkait dari China diperkirakan menjadi sorotan utama.
Baca juga:
Bentrokan di LA Kian Panas, Trump: Jika Tak Diamankan Los Angeles Hancur Total.
Kendati demikian, para analis memperkirakan China tidak akan melepas kendali atas sumber daya strategis tersebut yang menjadi kunci dalam produksi elektronik, kendaraan listrik, hingga sistem pertahanan.
“Kontrol China atas pasokan mineral langka telah menjadi alat yang terukur, namun tegas untuk pengaruh strategis. Tindakan yang menyerupai monopoli atas rantai pasokan mineral langka itu akan tetap menjadi alat tawar-menawar yang signifikan dalam negosiasi perdagangan,” kata Kepala Ekonom China di Morgan Stanley, Robin Xing, dikutip dari CNN Internasional pada Selasa, 10 Juni 2025
Baca juga:
Harga Emas Hari Ini 10 Juni 2025: Antam Kinclong, Produk Global Melorot.
Bendera Amerika Serikat (AS) dan China.
Ketegangan meningkat sejak perundingan sebelumnya di Jenewa. Trump menuduh Beijing sengaja memblokir ekspor mineral langka, meresponsnya dengan pembatasan chip tambahan serta ancaman pencabutan visa bagi pelajar China. Langkah itu memicu kemarahan Beijing, yang menilai AS telah mengingkari janji dagang mereka.
Di London, delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer. Mereka akan bertatap muka dengan delegasi China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri, He Lifeng.
Menjelang negosiasi, China sempat mengirimkan sinyal positif. Pada Sabtu, 7 Juni 2025, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China mengungkap bahwa sejumlah permohonan perdagangan telah disetujui.
“China bersedia untuk lebih meningkatkan komunikasi dan dialog dengan negara-negara terkait mengenai pengendalian ekspor untuk memfasilitasi perdagangan yang sesuai,” ucap juru bicara tersebut.
Sementara itu, dari pihak AS, Kepala Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett mengungkapkan, bahwa AS tengah berupaya memulihkan pasokan mineral langka yang sebelumnya disepakati.
“Ekspor mineral penting tersebut telah dilepaskan pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya, tetapi tidak setinggi yang kami yakini telah kami sepakati di Jenewa,” paparnya.
Hassett menegaskan, pentingnya kesepakatan ini bagi kelangsungan industri dalam negeri AS yang bergantung pada pasokan logam strategis tersebut.
“Ini adalah titik kritis yang sangat signifikan, karena China mengendalikan sekitar 90 persen logam mineral langka dan magnet, dan jika mereka lambat mengirimkannya kepada kami karena beberapa perjanjian lisensi yang mereka buat, maka itu berpotensi mengganggu produksi untuk beberapa perusahaan AS yang bergantung pada hal-hal tersebut,” ujarnya.
“Dan ada cukup banyak perusahaan seperti itu, seperti, misalnya, perusahaan mobil, sehingga Presiden Trump menanggapinya dengan sangat serius, menelepon Presiden Xi dan berkata, kita harus mengeluarkan barang-barang ini lebih cepat, dan Presiden Xi setuju,” tutup Hassett.
Halaman Selanjutnya
Menjelang negosiasi, China sempat mengirimkan sinyal positif. Pada Sabtu, 7 Juni 2025, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China mengungkap bahwa sejumlah permohonan perdagangan telah disetujui.