Bulan harus diperhatikan ketika melewati langit, ketika terjadi gerhana, atau ketika Matahari tertutup olehnya. Sekarang, pada hari Kamis, dia akan tahu bahwa dia akan tertarik, meskipun dia tidak benar-benar melihatnya.

Pada hari ini, banyak hal baru terjadi, yaitu kebalikan dari resimen. Intinya, bulan tidak akan bisa melihat, antara lain, pemandangan indah di luar langit, tidak saat pertama kali bermandikan cahayanya.

Fase-fase bulan: bulan baru, bulan sabit terbit, kuarter pertama, bungkuk membesar, purnama, bungkuk memudar, kuarter terakhir dan sabit memudar

Jadi meski dia tidak bisa melihat, dia akan tetap memperhatikan satu hal menarik terkait bagaimana satu-satunya orbit kelahiran tradisional kita bergerak mengelilingi Bumi.

Bulan mengorbit Bumi dalam orbit elips, karena orbitnya juga dipengaruhi oleh gravitasi Matahari dan jarak Bumi dari Matahari saat ini. Artinya, dalam setiap siklus ada saat-saat dekat dengan Bumi, dan ada saat-saat panjang. Titik terdekat dengan kutub ini disebut perigee, titik apogee terjauh. Jarak rata-rata Bulan dan Bumi adalah 384.400 kilometer.

Jarak dari Bumi tidak selalu sama, karena orbit Bulan tidak berbentuk lingkaran, melainkan elips. Rata-rata, sebuah planet berjarak sekitar 30 kali jarak antara Bumi dan Bulan.

Dan puncak nyata pertama yaitu keberangkatan akan terjadi pada tanggal 20 November. Dan karena periode pertama dan periode kedua biasanya bertepatan sekitar bulan baru atau bulan baru, maka tidak mengherankan jika puncak ini muncul pada hari yang sama dengan bulan baru. Meski tidak terjadi bersamaan, karena kejadian baru akan terjadi tiga jam kemudian pada pukul 07.47 SE.

Beberapa jam sebelum hilal pada 20 November 2025, Bulan akan berada pada posisi terjauh dari Bumi selama 18 tahun ke depan, menjelaskan astrofisikawan Graham Jones di Timeanddate.

Secara spesifik, jaraknya akan kurang dari 406.691 kilometer. Msc akan mencapai jarak ini pada pukul 3:46 SE. Menurut Jones, Bulan akan mencapai jarak yang sama dari Bumi pada Desember 2043.

Tautan Sumber