Jumat, 13 Juni 2025 – 16: 51 WIB

Jakarta, Viva — Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Singgih Januratmoko, menyampaikan apresiasi tinggi atas keputusan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, yang membatalkan rencana pengurangan kuota haji sebesar 50 persen bagi jemaah asal Indonesia.

Baca juga:

Jemaah Haji Sakit Bisa Pulang Lebih Cepat, Cek Syaratnya!

Keputusan ini disebutnya sebagai kabar baik dan berkah besar bagi jutaan umat Muslim Indonesia, yang menanti kesempatan menunaikan ibadah haji.

“Kami sangat bersyukur dan menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kerajaan Arab Saudi atas kebijakan yang sangat responsif ini. Ini bukti nyata dari eratnya hubungan reciprocal dan kerja sama keagamaan antara Indonesia dan Arab Saudi,” ujar Singgih kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 13 Juni 2025

Baca juga:

Raja Ampat Destinasi Wisata, Politisi Golkar Mujakkir Bilang Selayaknya IUP Tambang Dicabut

Singgih menambahkan, keputusan tersebut menjadi angin segar bagi program haji Indonesia. Sekaligus menepis kekhawatiran masyarakat terhadap kemungkinan bertambahnya antrean jemaah.

“Ini adalah amanah besar yang harus dijawab dengan persiapan yang lebih matang dan ideal. Kita tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan,” ujar dia.

Baca juga:

Menag Kongregasi Diperlakukan di Mekah: Mereka secara hukum memegang standing haji

Politikus Golkar itu mengatakan, pemerintah Arab Saudi sempat mewacanakan pemotongan kuota haji Indonesia hingga 50 persen dengan alasan buruknya tata kelola dan kurangnya transparansi dalam pelaporan information kesehatan jemaah. Bahkan, muncul kritik tajam karena dianggap seolah Indonesia ‘mengirim jemaah untuk meninggal di Arab Saudi’.

Namun, rencana tersebut urung dilaksanakan setelah Pemerintah Arab Saudi mengetahui bahwa Indonesia sedang merevisi Undang-undang Penyelenggaraan Haji. Salah satu poin krusial dalam revisi tersebut, adalah rencana pembentukan badan khusus setingkat kementerian yang akan mengelola haji secara profesional dan terfokus.

Menanggapi hal ini, Singgih menekankan bahwa penyelenggaraan haji 1446 H/ 2025 M harus menjadi bahan evaluasi menyeluruh guna menyambut 2026 dengan kesiapan lebih baik.

“Beberapa kendala yang terjadi tahun ini harus menjadi pelajaran. Target kita adalah menghadirkan pelayanan haji yang semakin prima, aman, nyaman, dan berkesan bagi seluruh jemaah,” kata dia.

Singgih menegaskan beberapa aspek penting yang perlu ditingkatkan untuk tahun 2026, di antaranya yaitu manajemen pelayanan puncak haji. Peningkatan koordinasi dan distribusi layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, termasuk fasilitas tenda, sanitasi, dan pergerakan jemaah.

“Yang kedua, kualitas akomodasi dan transportasi. Penjaminan standar hotel dan kelancaran transportasi dari penginapan ke lokasi ibadah serta antar-masyair,” imbuhnya.

Ketiga, kata dia, pelayanan konsumsi peningkatan kualitas serta ketepatan waktu distribusi makanan sesuai kebutuhan dan preferensi gizi jemaah.

“Komisi VIII DPR RI, khususnya Fraksi Partai Golkar, berkomitmen penuh untuk mendukung dan mengawasi upaya perbaikan ini. Ibadah haji harus menjadi perjalanan spiritual yang lancar dan penuh keberkahan bagi seluruh jemaah Indonesia,” kata Singgih.

Halaman Selanjutnya

Menanggapi hal ini, Singgih menekankan bahwa penyelenggaraan haji 1446 H/ 2025 M harus menjadi bahan evaluasi menyeluruh guna menyambut 2026 dengan kesiapan lebih baik.

Halaman Selanjutnya

Tautan sumber