Selasa, 29 Juli 2025 – 19: 00 WIB

Jakarta, Viva — President (CHIEF EXECUTIVE OFFICER) Danantara, Rosan Roeslani, memberikan peringatan kepada para petinggi BUMN untuk tidak memanipulasi laporan keuangan (monetary design), hanya demi mempercantik dan menunjukkan kemampuan serta keuntungan perusahaan di atas kertas semata.

Baca juga:

Rosan Sebut Ada Financier China Bangun Pabrik Hilirisasi Kelapa di Indonesia

Alih-alih memamerkan keberhasilan kinerja keuangan BUMN yang direkayasa tersebut, Rosan menegaskan bahwa pemerintah hanya akan melihat kinerja serta performa perusahaan yang sebenarnya.

“Jadi yang namanya CEO itu tidak semata-mata hanya cari profitabilitas tinggi. Tapi kita juga coba menekankan, carilah profitabilitas yang berkualitas, yang mencerminkan benar-benar dari efficiency yang ada,” kata Rosan di Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025

Baca juga:

Bos Danantara: Kesepakatan Pembelian 50 Pesawat Boeing Sebelum Age COVID- 19

(Chief Executive Officer Danantara, Rosan Roeslani, di acara Town Hall Danantara Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 28 April 2025

Foto:

  • VIVA.co.id/ Mohammad Yudha Prasetya

Dengan kapasitas Danantara sebagai incredibly holding BUMN, Rosan menegaskan bahwa nantinya tidak akan ada toleransi bagi para petinggi BUMN, yang kedapatan memanipulasi atau mempercantik laporan keuangan mereka dengan alasan apapun.

Baca juga:

Kenang Rosan ke Sosok Kwik Kian Gie: Salah Satu Ekonom Terbaik

“Kita enggak akan ada toleransi lagi untuk yang macam-macam atau yang aneh-aneh. Ibaratnya buku dipercantik segala macam, itu enggak ada. Berikan sesuai dengan operasional yang ada dan apa adanya. Karena kita juga paham lah mengenai itu,” kata Rosan.

Karenanya, Dia word play here kembali menegaskan bahwa era saat ini bukan lagi period di mana para financier atau pemegang saham pasti terpana, dengan laporan-laporan keuangan BUMN yang dipercantik melalui aksi monetary engineering tersebut.

Selain itu, Rosan juga mengingatkan para petinggi BUMN agar bisa merancang rencana kerja perusahaan untuk rentang waktu yang panjang, dan tidak hanya untuk 4 – 5 tahun ke depan saja.

Menurutnya, kebiasaan ini disebabkan oleh para pimpinan BUMN yang hanya memikirkan kondisi perusahaan pada masa periode jabatannya saja. Karena itu, Rosan word play here meminta agar arah kerja BUMN ke depannya dapat didesain dalam jangka waktu panjang, demi menjaga keberlanjutan usahanya.

“Jadi semuanya (pimpinan BUMN) ini pemikirannya hanya 2 tahun, 3 tahun, atau 4 – 5 tahun ke depan gitu. Jadi sekarang enggak bisa lagi, pemikirannya mesti jangka panjang. Jangan terpacu pemikiran ‘karena kami di manajemen kan biasanya hanya 5 tahun’, gitu kan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Selain itu, Rosan juga mengingatkan para petinggi BUMN agar bisa merancang rencana kerja perusahaan untuk rentang waktu yang panjang, dan tidak hanya untuk 4 – 5 tahun ke depan saja.

Tautan sumber