Senin, 20 Oktober 2025 – 16:23 WIB
Jakarta – Gelombang otomatisasi yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI) kini benar-benar mengubah wajah dunia kerja. Bukan hanya para profesional senior yang mulai merasakan dampaknya, tetapi juga generasi muda yang baru memulai karier.
Baca Juga:
Ogah Kerja Kantoran, Kini Gen Z Berbondong-bondong Beralih ke Sektor Ini
Pendiri Microsoft, Bill Gates, memberi peringatan keras kepada Generasi Z. Ia mengatakan, kemampuan menggunakan AI saja tidak akan menjamin masa depan yang aman di dunia kerja.
Menurut Gates, AI memang menghadirkan banyak hal menarik dan mempermudah pekerjaan, tetapi di sisi lain, sistem cerdas ini sudah mulai menggerus peluang kerja level pemula. Posisi yang dulunya menjadi batu loncatan untuk membangun karier kini mulai hilang karena otomatisasi.
Baca Juga:
Menkeu: Jangan Takut sama AI, Pekerjaan Kalian Aman tapi Harus Upgrade Diri
“AI memang menyenangkan dan memberdayakan, tetapi dampaknya terhadap lapangan kerja tingkat masuk sudah sangat nyata,” kata Gates, sebagaimana dikutip dari Zaman IndiaSenin, 20 Oktober 2025.
Bill Gates raup dividen Rp 21,3 miliar per hari
Baca Juga:
Menkeu: Tidak Ada Ruang untuk Ego di Proyek Raksasa
Dalam beberapa tahun terakhir, lapangan kerja untuk posisi pemula di Amerika Serikat anjlok hingga 35 persen sejak Januari 2023, seiring perusahaan-perusahaan besar memilih mengandalkan sistem otomatis daripada merekrut tenaga baru.
Menurut laporan Institut Pembakaran Kaca (2024), sekitar 60 persen pekerjaan entry-level kini berisiko digantikan oleh AI di berbagai sektor. Sementara itu, McKinsey memperkirakan bahwa hingga 30 persen jam kerja di AS bisa terotomatisasi pada tahun 2030, dan sebagian besar dampaknya akan menimpa para pencari kerja muda.
Bahkan perusahaan kecil pun ikut memangkas tenaga kerja. Contohnya, firma konsultan Futurety di Ohio, yang memutuskan tidak merekrut magang musim panas tahun ini karena menggunakan ChatGPT untuk membuat konten media sosial.
“Perusahaan kini lebih mencari karyawan muda yang bisa mengawasi dan mengarahkan AI, bukan yang baru belajar dari nol,” ungkap laporan tersebut.
Karena peluang kerja kantoran makin menyusut, banyak anak muda Generasi Z mulai beralih ke profesi yang sulit diotomatisasi. Bidang seperti teknik bangunan, instalasi listrik, atau mekanik lift kini jadi incaran, karena menawarkan stabilitas, penghasilan kompetitif, dan tidak mudah tergantikan oleh mesin.
Selain itu, semakin banyak anak muda yang memilih profesi berbasis manusia seperti pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan sosial. Berdasarkan survei terbaru, 53 persen Gen Z kini mempertimbangkan profesi di sektor tenaga terampil atau layanan sosial, menandai perubahan besar dari aspirasi karier orang tua mereka yang dulu lebih condong ke pekerjaan kantoran.
Halaman Selanjutnya
Meski begitu, Gates tetap mendorong generasi muda untuk tetap penasaran dan terbuka terhadap teknologi baru. Namun, ia menegaskan bahwa melek AI tidak cukup untuk menjamin karier yang aman.