FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, menegaskan bahwa pemakaian menu hiu goreng dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, mengacu pada prinsip kearifan lokal.

Pernyataan itu ia sampaikan setelah muncul kasus keracunan makanan yang menimpa 25 orang di SDN 12 Benua Kayong, Ketapang, pada Kamis (25/9) lalu.

Dari jumlah tersebut, 24 merupakan siswa dan 1 guru. Seluruhnya mengalami mual, muntah, dan sakit perut setelah menyantap ikan hiu goreng yang disediakan dalam program tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Feria Kowira, juga mengonfirmasi adanya delapan pasien tambahan yang masuk rumah sakit pada Selasa malam, sehingga total korban meningkat menjadi 33 orang.

Menurut Nanik, program MBG memang dirancang menyesuaikan menu dengan kebiasaan pangan di tiap daerah. Di Ketapang, ikan hiu termasuk makanan yang sering dikonsumsi masyarakat setempat.

“Jadi sebetulnya begini, menu apa pun itu kan karena judulnya kearifan lokal. Jadi apa yang menjadi kearifan lokal, ya kita gunakan,” ujar Nanik saat konferensi pers di Cibubur, Jakarta, dikutip Senin (29/9/2025).

Ia menambahkan, menu hiu goreng baru dua kali dihidangkan di sekolah tersebut selama program berlangsung. Di Ketapang, hiu relatif mudah diperoleh dan harganya jauh lebih murah dibandingkan di Jakarta.

“Kalau hiu misalnya, ternyata di situ biasa memang hiu dihidangkan. Kalau di sini kan hiu mahal banget, tapi karena di sana banyak hiu, jadi ya diberikan,” jelasnya.


Tautan Sumber