Sekolah-sekolah Australia akan segera diminta untuk menanggapi keluhan penindasan dalam waktu 48 jam sebagai bagian dari reformasi besar-besaran yang bertujuan untuk mengatasi apa yang oleh para ahli digambarkan sebagai krisis nasional.

Perubahan ini menyusul tinjauan penting setebal 120 halaman mengenai penindasan di sekolah, yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan Federal Jason Clare setelah pertemuan dengan menteri pendidikan negara bagian dan teritori pada hari Jumat di Gold Shore.

Tinjauan tersebut, yang terdiri dari 1 700 masukan dari siswa, orang tua, dan pendidik, menyerukan standar nasional yang seragam untuk memastikan respons yang lebih cepat terhadap penindasan, pelatihan berbasis trauma bagi para guru, dan peningkatan langkah-langkah akuntabilitas.

Para menteri pendidikan dari seluruh negara bagian dan teritori telah sepakat untuk mengadopsi rekomendasi tersebut, menandai apa yang digambarkan Clare sebagai langkah maju yang ‘bersejarah’ dalam melindungi anak-anak.

Berdasarkan standar baru ini, sekolah harus memulai respons terhadap setiap perilaku berbahaya yang diamati atau dilaporkan dan secara resmi mencatat insiden tersebut dalam dua hari sekolah.

Hal ini mencakup pendokumentasian rincian pihak-pihak yang terlibat, bukti yang diberikan, dan tindakan yang diambil, serta jadwal yang jelas.

Langkah ini bertujuan untuk mencegah penundaan yang membuat banyak keluarga frustrasi dan memberikan patokan kepada orang tua dalam menjaga akuntabilitas sekolah.

Pemerintah federal akan menginvestasikan $ 10 juta untuk mendukung reformasi.

Sekolah akan diminta untuk menanggapi keluhan penindasan dalam waktu 48 jam sebagai bagian dari peraturan baru

Keluhan cyberbullying telah meroket sebesar 456 persen selama lima tahun terakhir (saham)

Keluhan cyberbullying telah meroket sebesar 456 persen selama lima tahun terakhir (saham)

Dana ini mencakup $ 5 juta untuk kampanye kesadaran nasional dan $ 5 juta lainnya untuk sumber daya baru guna membantu expert, siswa, dan orang tua mencegah dan merespons penindasan.

Pusat sumber daya pusat juga akan dibentuk untuk menyediakan program dan alat berbasis bukti bagi para pendidik.

Tinjauan tersebut menyoroti konsekuensi parah dari penindasan, dengan mencatat bahwa korbannya tiga hingga enam kali lebih mungkin mengalami depresi dan pikiran untuk bunuh diri.

Laporan ini memperingatkan bahwa penindasan akan melemahkan kehadiran, keterlibatan, dan hasil akademis, serta dapat berdampak pada kesehatan dan hubungan seumur hidup.

Reformasi ini juga mempromosikan konsep ‘penegak’, yang mendorong siswa untuk melakukan intervensi secara aman ketika mereka menyaksikan penindasan, dibandingkan hanya menjadi penonton pasif.

Guru akan menerima pelatihan khusus untuk mengidentifikasi dan mengatasi perilaku berbahaya sejak dini, dengan fokus pada praktik berdasarkan injury.

Berbicara di Sydney awal pekan ini, Clare mengatakan perubahan tersebut didasarkan pada langkah-langkah nasional baru-baru ini seperti larangan ponsel di sekolah umum dan upaya untuk mengekang dampak buruk di media sosial.

Clare menekankan bahwa standar baru ini bertujuan untuk memberikan guru alat yang mereka perlukan dan memastikan setiap anak merasa aman di sekolah.

Jason Clare (foto) mengatakan peninjauan ini akan memastikan sekolah merespons lebih cepat terhadap penindasan

Jason Clare (foto) mengatakan peninjauan ini akan memastikan sekolah merespons lebih cepat terhadap penindasan

“Ini tentang memastikan sekolah bertindak cepat dan konsisten, dan orang tua mengetahui apa yang diharapkan,” katanya.

Tinjauan tersebut dipimpin bersama oleh psikolog klinis Dr Charlotte Keating dan pakar pencegahan bunuh diri Dr Jo Robinson.

Kedua pakar tersebut menekankan perlunya reformasi yang mendesak, dengan mengutip kisah-kisah pribadi yang menyedihkan yang dibagikan selama konsultasi.

Penerapan standar nasional ini akan dimulai pada tahun 2026, dengan negara bagian dan teritori berupaya menyelaraskan kebijakan yang ada dengan kerangka kerja baru.

Data terbaru menunjukkan bahwa satu dari empat siswa Australia dari Kelas 4 hingga Kelas 9 mengalami perundungan setiap beberapa minggu atau lebih, sementara keluhan perundungan siber telah meroket sebesar 456 persen dalam lima tahun terakhir.

Menurut Komisaris eSafety, laporan telah melonjak dari 536 kasus pada tahun 2019 menjadi hampir 3 000 pada tahun 2024

Sementara itu, Saluran Bantuan Anak-Anak mencatat peningkatan tajam dalam panggilan darurat dari anak-anak berusia 10 hingga 14 tahun, dengan banyak anak-anak yang mengungkapkan pemikiran untuk bunuh diri terkait dengan penindasan.

Tautan Sumber