Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, LinkedIn dan X (sebelumnya Twitter) memudahkan untuk tetap terhubung, namun juga memudahkan penipu untuk mengeksploitasi pengguna. Salah satu taktik yang umum adalah spoofing akun.
Apa itu spoofing akun?
Spoofing terjadi ketika penipu menyalin profil media sosial seseorang, seperti nama, foto, dan detail lainnya, untuk membuat akun palsu yang terlihat asli. Penipu kemudian mengirimkan permintaan pertemanan atau koneksi ke kontak korban dan mungkin menindaklanjuti dengan pesan seperti, “Saya kehilangan akun lama saya — tolong tambahkan saya!” tampil meyakinkan.
Cara mengenali akun palsu
Penipu mengandalkan kepercayaan Anda terhadap phish untuk mendapatkan informasi pribadi, menyebarkan malware, atau meminta uang. Perhatikan tanda-tanda peringatan ini:
• Tautan yang mencurigakan atau di luar topik, terutama gosip, berita mengejutkan, atau penawaran hadiah.
• Permintaan uang atau bantuan keuangan. Jika ragu, verifikasi orang tersebut melalui metode lain.
• Permintaan pertemanan duplikat atau pesan tak terduga dari seseorang yang sudah terhubung dengan Anda.
• Profil yang tampak baru, tidak lengkap, atau sedikit “tidak aktif”.
Jika Anda mencurigai adanya akun palsu, segera beri tahu orang aslinya dan laporkan profil palsu tersebut ke platform.
Bagaimana melindungi akun Anda
Kurangi risiko Anda ditipu dengan melakukan tindakan pencegahan sederhana:
• Atur profil Anda ke pribadi jika memungkinkan.
• Tinjau pengaturan keamanan dan privasi Anda secara teratur.
• Hanya menerima permintaan koneksi dari orang yang Anda kenal dan percayai.
• Jika Anda menemukan versi palsu dari akun Anda, segera laporkan ke platform.
Awalnya Diterbitkan: