Jakarta, Viva – Situasi ketenagakerjaan di Singapura mengalami dinamika baru pada kuartal II 2025. Meski secara umum pasar kerja negara tersebut masih terbilang stabil, laporan terbaru Kementerian Tenaga Kerja (MOM) menunjukkan adanya peningkatan pengangguran di kalangan anak muda di bawah 30 tahun serta warga lanjut usia di atas 60 tahun.
Baca juga:
Krisis Hantam Bisnis F&B di Singapura, Ratusan Restoran Tutup Tiap Bulan
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran mengenai daya saing generasi muda yang baru lulus dan ketahanan pekerja senior dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Di sisi lain, pemerintah menegaskan bahwa pasar tenaga kerja masih cukup tangguh meski dihantam ketidakpastian global, termasuk dampak dari tarif baru Amerika Serikat yang diumumkan pada April lalu. Untuk mengantisipasi potensi pelemahan lebih lanjut, sejumlah kebijakan baru, termasuk program traineeship bagi lulusan baru, telah diluncurkan guna memberikan buffer tambahan serta memperluas peluang kerja lintas sektor.
Baca juga:
Fenomena Gen Z Menganggur Setelah Lulus Kuliah, Ini Biang Keroknya Menurut Pakar
Menurut laporan MOM yang dirilis pada September 2025, tingkat pengangguran bagi penduduk di bawah 30 tahun naik dari 5,4 persen pada Maret menjadi 5,7 persen pada Juni 2025. Sementara itu, tingkat pengangguran bagi warga senior di atas 60 tahun juga meningkat dari 2,3 persen menjadi 2,5 persen pada periode yang sama.
MOM mencatat, ini merupakan kali pertama sepanjang 2025, angka pengangguran kelompok usia muda mengalami kenaikan. Demikian berdasarkan laporan CNA, Kamis, 25 September 2025.
Baca juga:
Australia Kehilangan 5.400 Pekerjaan pada Agustus 2025, Pasar Kerja Auto Lesu?
Meski ada kenaikan di dua kelompok usia tersebut, tingkat pengangguran bagi mayoritas kelompok lain justru menurun. Secara keseluruhan, tingkat pengangguran penduduk tetap stabil di 2,8 persen pada Juni, turun tipis dari 2,9 persen pada Maret. Sementara itu, tingkat pengangguran total yang juga menghitung non-residen tercatat tetap di level 2 persen.
Menteri Tenaga Kerja Tan See Leng menegaskan bahwa pasar tenaga kerja Singapura masih dalam kondisi resilien. “Pasar tenaga kerja Singapura tetap tangguh, dengan total lapangan kerja yang terus bertambah meski ada ketidakpastian global,” ujarnya, dikutip dari CNA.
Ia menambahkan, pemerintah sudah sejak awal memantau kuartal kedua dengan ketat, terutama karena adanya dampak dari tarif baru Amerika Serikat terhadap perekonomian dunia. Sebagai langkah antisipatif, pemerintah meluncurkan Graduate Industry Traineeships Programme yang akan menyediakan hingga 800 posisi magang lintas sektor publik maupun swasta mulai Oktober mendatang.
“Gagasan menambahkan program bagi lulusan baru adalah untuk memberi buffer tambahan, agar mereka bisa membangun jejaring, belajar dari pakar industri, serta memahami cepatnya perubahan di dunia kerja,” kata Dr Tan.
MOM juga menegaskan bahwa meski terjadi kenaikan, tingkat pengangguran penduduk di bawah 30 tahun masih berada dalam kisaran pra-resesi, yakni antara 4,9 persen hingga 6,1 persen. Selain itu, tingkat pengangguran jangka panjang bagi anak muda justru membaik, turun dari 1,2 persen pada Maret menjadi 1,1 persen pada Juni.
Direktur riset dan statistik tenaga kerja MOM, Ang Boon Heng, menjelaskan, penurunan ini menunjukkan tidak ada kesulitan pencarian kerja yang berkepanjangan bagi penduduk di bawah 30 tahun.
Hingga Juni 2025, sekitar 51,9 persen atau 9.300 lulusan baru telah memperoleh pekerjaan, naik dibanding 47,9 persen pada periode tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan adanya perbaikan meskipun jumlah lulusan baru yang masuk pasar kerja tahun ini lebih banyak, yakni tambahan sekitar 2.400 orang dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pemerintah juga menyebut tersedia sekitar 30.000 lowongan kerja level pemula untuk lulusan baru. Dari jumlah tersebut, 4.270 merupakan lowongan teratas di 15 sektor dengan kisaran gaji S$2.300 (US$1.802 atau setara Rp30,1 juta) hingga S$5.000 (US$3.913 atau setara Rp65,4 juta).
Sektor dengan jumlah lowongan terbesar meliputi administrasi publik dan pendidikan, layanan kesehatan dan sosial, konstruksi, serta teknologi informasi dan komunikasi. Selain program traineeship, pemerintah juga menggelar berbagai job fair untuk membantu lulusan baru menemukan pekerjaan.
“Pada saat yang sama, jika kondisi terus memburuk di kuartal berikutnya atau awal 2026, kami memiliki rencana cadangan yang siap diaktifkan untuk mendukung warga Singapura,” ujar Dr Tan.
Secara keseluruhan, meskipun ada tanda-tanda pelemahan di sektor tertentu, MOM menegaskan pasar tenaga kerja Singapura tetap stabil. “Secara umum, pasar kerja masih dalam pijakan yang stabil, meski tanda-tanda pelemahan awal menunjukkan pertumbuhan yang lebih selektif ke depan,” tulis laporan MOM.
Halaman Selanjutnya
Menteri Tenaga Kerja Tan See Leng menegaskan bahwa pasar tenaga kerja Singapura masih dalam kondisi resilien. “Pasar tenaga kerja Singapura tetap tangguh, dengan total lapangan kerja yang terus bertambah meski ada ketidakpastian global,” ujarnya, dikutip dari CNA.