Senin, 22 Desember 2025 – 17:07 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan seluruh rangkaian mitigasi berjalan optimal setelah meninjau Posko OMC di Lanudal Juanda, Sidoarjo, pada Minggu (21/12). Foto: Humas Pemprov Jatim
jatim.jpnn.comSURABAYA – Memasuki puncak musim hujan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempercepat upaya pengendalian risiko banjir dan tanah longsor melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan seluruh rangkaian mitigasi berjalan optimal setelah meninjau Posko OMC di Lanudal Juanda, Sidoarjo, pada Minggu (21/12).
Peninjauan dilakukan di tengah meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah.
Sejak dimulai pada 5 Desember 2025, OMC di Jawa Timur telah melaksanakan 30 sortie dalam 17 hari operasi. Program ini merupakan kolaborasi BPBD Jatim, Lanudal Juanda, BMKG, dan PT Milan Pillery Bersatu sebagai operator.
Khofifah menjelaskan intensitas hujan di Jawa Timur akan terus meningkat dalam tiga bulan ke depan.
“BMKG menyampaikan puncak hujan di Bulan Desember adalah 20 persen puncaknya, sedangkan puncak ada di Bulan Januari yang mencapai 58 persen dan di Februari 22 persen,” ujar Khofifah, Minggu (21/12).
OMC diprioritaskan untuk mengurangi risiko hujan ekstrem yang dapat memicu bencana.
“Proses modifikasi cuaca ini adalah bagian dari yang kita inginkan jangan sampai ketika terjadi hujan lebat yang tidak terhindarkan dari hal-hal yang tidak kita inginkan,” katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempercepat upaya pengendalian risiko banjir dan tanah longsor melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC)
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google Berita











