Diterbitkan 10 Oktober 2025


Berlangganan

Haaretz mencatat hal itu Turki kini mengambil kembali peran penting dalam diplomasi Palestina, sebuah ruang yang sebelumnya dikecualikan, sebagian besar atas perintah Israel.

Laporan tersebut menekankan bahwa upaya mediasi Ankara antara Hamas dan Washington memperkuat Presiden milik Erdoğan pengaruh regional dan sekaligus dapat mengamankan eksistensi politik Hamas.

Haaretz melaporkan pernyataan Presiden Erdoğan sekembalinya dari Azerbaijan, di mana ia mengungkapkan bahwa Presiden AS Donald Trump secara pribadi memintanya untuk membujuk Hamas agar menerima rencana 20 poin untuk perdamaian. Gaza Strip.

Surat kabar tersebut menyoroti bahwa pendekatan diplomatik Erdoğan ditandai dengan “mengartikulasikan” dan “membujuk,” dengan sengaja menghindari bahasa tekanan dan ancaman. Sejak meluncurkan upaya mediasi pada November 2023, Ankara telah memposisikan dirinya sebagai mitra politik berdasarkan “koordinasi, pemahaman, dan fleksibilitas.”

PERAN DIPLOMATIK GANDA TÜRKİYE

Surat kabar yang berbasis di Israel mengindikasikan bahwa Ankara saat ini menjalankan dua peran diplomatik yang berbeda:

Mediator: Türkiye, bersama Mesir dan Qatar, ditugaskan untuk menyelesaikan perjanjian dengan Israel dan meyakinkan Hamas untuk menandatanganinya.

Penjamin: Hamas, pada gilirannya, meminta agar Türkiye bertindak sebagai penjamin implementasi perjanjian tersebut.

Dalam kapasitas ini, Türkiye diharapkan memainkan peran dalam segala hal mulai dari mempertahankan gencatan senjata dan pertukaran tahanan hingga transisi menuju pemerintahan baru yang diawasi secara internasional di Gaza. Haaretz menggarisbawahi bahwa skenario ini menempatkan Türkiye sebagai “perantara yang jujur,” merujuk pada keberhasilan diplomatik Ankara yang serupa dalam kesepakatan gandum Ukraina-Rusia pada tahun 2022.

Analisis tersebut menyimpulkan bahwa tujuan Presiden Erdoğan bukan hanya mengajak para pihak untuk berunding namun juga memberikan suara dalam tatanan pasca-perang di Gaza.

Haaretz menilai, “Türkiye, yang selama bertahun-tahun dikesampingkan dari masalah Palestina karena permintaan Israel, kini tidak hanya kembali ke meja perundingan tetapi juga secara aktif mencari peran dalam pemerintahan Gaza di masa depan.”

Analisis tersebut mencatat bahwa tujuan ini saja sudah memberikan jaring pengaman politik bagi Hamas. Meskipun mendukung resolusi Arab-Islam yang menyerukan pembubaran total Hamas, analisis tersebut menunjukkan bahwa Ankara mungkin satu-satunya aktor yang mampu mempertahankan kehadiran politik organisasi tersebut.

Tautan Sumber