Jumat, 30 Mei 2025 – 15:10 WIB
Jakarta, Viva – Lubang hitam adalah salah satu objek paling misterius dan menakjubkan di alam semesta.
Baca juga:
Stephen Hawking: Alien Akan Menyerang Manusia dan Kiamat Sudah Dekat
Dengan gravitasi yang begitu kuat hingga tidak ada yang bisa lolos, bahkan cahaya sekali pun, lubang hitam menantang pemahaman kita tentang fisika, ruang, dan waktu.
1. Apa Itu Lubang Hitam?
Baca juga:
Lubang Hitam Muncul di Samudra Pasifik
Lubang hitam adalah wilayah di ruang angkasa di mana gravitasi sangat kuat sehingga tidak ada apapun, termasuk cahaya, yang bisa melarikan diri. Konsep ini pertama kali diajukan oleh ilmuwan Inggris, John Michell, pada abad ke-18, namun baru pada 1916, ilmuwan Jerman, Karl Schwarzschild, menemukan solusi matematis pertama untuk keberadaan lubang hitam dalam teori relativitas umum Albert Einstein.
2. Pembentukan lubang hitam
Baca juga:
Deretan Teknologi yang Ada Sekarang Sudah Diramal 30 Tahun Silam
Lubang hitam terbentuk ketika bintang masif kehabisan bahan bakar nuklirnya dan kolaps di bawah pengaruh gravitasinya sendiri. Proses ini menghasilkan singularitas, yaitu titik dengan kepadatan tak terhingga, yang dikelilingi oleh event horizon—batas di mana kecepatan pelarian melebihi kecepatan cahaya.
3. Jenis lubang hitam
Terdapat beberapa jenis lubang hitam berdasarkan massanya:
– Lubang Hitam Stellar: Terbentuk dari kolaps bintang masif, dengan massa sekitar 3 hingga 10 kali massa Matahari.
– Lubang Hitam Supermasif: Memiliki massa jutaan hingga miliaran kali massa Matahari, biasanya terletak di pusat galaksi.
– Lubang Hitam Menengah: Ukuran antara stellar dan supermasif, dengan massa ratusan hingga ribuan kali massa Matahari.
The Times of India
4. Event Horizon: Titik Tanpa Kembali
Event horizon adalah batas di sekitar lubang hitam di mana kecepatan pelarian melebihi kecepatan cahaya. Begitu melewati batas ini, tidak ada apapun yang bisa kembali, bahkan cahaya sekali pun. Fenomena ini menyebabkan lubang hitam menjadi “gelap” dan sulit untuk diamati secara langsung.
5. Spaghettifikasi: Proses Mengerikan Saat Terjatuh ke Lubang Hitam
Jika seseorang jatuh ke dalam lubang hitam, ia akan mengalami proses yang disebut spaghettifikasi. Karena perbedaan gravitasi yang sangat besar antara bagian tubuh yang lebih dekat dan lebih jauh dari lubang hitam, tubuh akan terentang dan terkompresi hingga bentuknya seperti spageti.
Pada 1974, fisikawan Stephen Hawking mengemukakan teori bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya “hitam”. Menurut teori ini, lubang hitam memancarkan radiasi karena efek kuantum di dekat event horizon, yang dikenal sebagai Hawking radiation. Radiasi ini menyebabkan lubang hitam kehilangan massa dan akhirnya bisa menguap.
7. Penemuan Lubang Hitam Terdekat: Gaia BH1
Pada 2022, astronom menemukan lubang hitam terdekat dengan Bumi, yaitu Gaia BH1, yang berjarak sekitar 1.600 tahun cahaya di konstelasi Ophiuchus. Lubang hitam ini memiliki massa sekitar 10 kali massa Matahari dan berada dalam sistem biner dengan bintang yang mirip dengan Matahari.
8. Lubang Hitam Supermasif: Sagittarius A* di Pusat Galaksi Bima Sakti
Di pusat galaksi Bima Sakti terdapat lubang hitam supermasif yang dikenal sebagai Sagittarius A*. Massa lubang hitam ini sekitar 4 juta kali massa Matahari. Keberadaannya pertama kali diperkirakan melalui pengamatan pergerakan bintang-bintang di sekitarnya.
9. Gelombang Gravitasi: Deteksi dari LIGO
Pada 2015, observatorium LIGO berhasil mendeteksi gelombang gravitasi pertama, yaitu riak-riak dalam ruang-waktu yang dihasilkan oleh tumbukan dua lubang hitam.
Penemuan ini membuka era baru dalam astronomi dan memberikan wawasan lebih dalam tentang fenomena lubang hitam.
Halaman Selanjutnya
Terdapat beberapa jenis lubang hitam berdasarkan massanya: