Rabu, 10 September 2025 – 13:09 WIB

Doha, hidup – Setidaknya enam orang tewas dalam serangan Israel di Ibu Kota Doha, Qatar pada Selasa, 9 September 2025. Sementara Hamas menyatakan bahwa para pemimpinnya, termasuk Khalil al-Hayya — yang menjadi target Israel, selamat dari upaya pembunuhan tersebut.

Baca juga:

Emir Qatar Kecam Serangan Zionis di Doha, PM Tuding Israel Teroris

Melansir Al JazeraRabu, 10 September 2025, Hamas mengatakan lima orang tewas, termasuk putra dan ajudan pemimpin seniornya, Khalil al-Hayya, sementara Qatar mengatakan seorang petugas keamanan termasuk di antara mereka yang tewas dalam pengeboman hari Selasa.

Menurut laporan media Arab, 5 korban tewas dari kelompok Hamas adalah Himam al-Hayya, (putra pemimpin Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya); Jihad Labad Abu Bilal (Direktur kantor Khalil al-Hayya) dan tiga “rekan”, yang kemungkinan merujuk pada pengawal atau penasihat pejabat senior Hamas – Abdullah Abu Khalil, Moamen Abu Omar, dan Ahmad Abu Malek.

Baca juga:

Trump Akui Terlambat Beri Tahu Qatar soal Serangan Israel: Itu Keputusan Netanyahu

Serangan Israel di Ibu Kota Doha, Qatar, menyasar petinggi Hamas

Serangan Israel di Ibu Kota Doha, Qatar, menyasar petinggi Hamas

Kementerian Dalam Negeri Qatar menyatakan bahwa Kopral Bader Saad Mohammed Al-Humaidi al-Dosari, anggota Pasukan Keamanan Dalam Negeri (Lekhwiya), “mati syahid” saat menjalankan tugasnya.

Baca juga:

Israel Akui Serangan di Doha untuk Bunuh Pemimpin Hamas

Beberapa personel keamanan juga terluka dalam serangan itu, demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Qatar.

Hamas menggambarkan serangan itu sebagai “kejahatan keji, agresi terang-terangan, dan pelanggaran mencolok terhadap semua norma dan hukum internasional”.

Menurut Hamas, serangan Israel dimaksudkan untuk menggagalkan pembicaraan pertukaran tahanan dan perundingan gencatan senjata atas perang di Gaza. Dimana Khalil al-Hayya
merupakan mediator utama dalam pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Para pemimpin Hamas berada di Qatar karena sedang mengadakan pertemuan dengan tujuan positif terhadap proposal gencatan senjata terbaru dari AS untuk mengakhiri perang di Gaza.

Sementara pejabat Israel mengatakan mereka semakin optimistis bahwa para pemimpin Hamas tewas setelah 10 bom dijatuhkan di lokasi tersebut, seraya mencatat bahwa Hamas telah berusaha menyembunyikan kematian para pemimpinnya di masa lalu.

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengecam “serangan kriminal sembrono” Israel di ibu kota Doha melalui panggilan telepon dengan Presiden AS Donald Trump.

Serangan itu merupakan “pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan keamanannya, serta pelanggaran nyata terhadap aturan dan prinsip hukum internasional,” ujar Sheikh Tamim dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

“Dalam panggilan telepon tersebut, Presiden AS menegaskan solidaritasnya dengan Negara Qatar dan kecaman kerasnya atas serangan terhadap kedaulatannya, dengan menekankan bahwa solusi diplomatik mampu menyelesaikan masalah-masalah yang belum terselesaikan di kawasan tersebut.”

Emir Qatar tersebut mendesak masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam “tindakan jahat”, dan menyatakan harapannya bahwa Amerika Serikat akan mendukung arah yang adil ini.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa militer Israel melancarkan serangan di Doha terhadap para pemimpin Hamas pada hari Selasa.

“Tindakan hari ini terhadap para pemimpin teroris Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen,” kata Netanyahu dalam sebuah unggahan media sosial. “Israel yang memulainya, Israel yang melaksanakannya, dan Israel bertanggung jawab penuh.”

Halaman Selanjutnya

Sementara pejabat Israel mengatakan mereka semakin optimistis bahwa para pemimpin Hamas tewas setelah 10 bom dijatuhkan di lokasi tersebut, seraya mencatat bahwa Hamas telah berusaha menyembunyikan kematian para pemimpinnya di masa lalu.

Halaman Selanjutnya

Tautan Sumber