Senin, 9 Juni 2025 – 13: 36 WIB

Semarang, VIVA — Tawuran antar pelajar masih menjadi persoalan serius di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Provinsi Jawa Tengah. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan keresahan masyarakat, tetapi juga sering memakan korban luka bahkan jiwa. Dalam upaya menekan angka tawuran, Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, mengajukan gagasan menarik: menggelar kejuaraan bela diri sebagai sarana penyaluran energi anak muda.

Baca juga:

Polisi Amankan 3 Orang Bawa Sajam hingga Bom Molotov untuk Tawuran di Jakpus

“Pelaku tawuran juga kerap menggunakan senjata tajam, sehingga tak jarang menimbulkan korban luka atau meninggal dunia. Pemerintah perlu menggelar berbagai kegiatan positif guna menyalurkan energi anak muda yang meluap-luap,” kata Sumanto di Semarang, seperti dilansir dari Antara, Senin 9 Juni 2025 Berikut ini lima fakta menarik terkait usulan tersebut:

1 Bela Diri Diusulkan Jadi Solusi Alternatif Atasi Tawuran Pelajar

Baca juga:

Gelar Sarjana Tak Lagi Cukup, Inilah Alasan Mengapa Magister Manajemen Jadi Kunci Sukses Karier Profesional

Sumanto menyampaikan bahwa salah satu cara untuk mencegah tawuran antar pelajar adalah dengan menyalurkan energi dan adrenalin remaja ke arah yang positif, seperti melalui olahraga bela diri. Menurutnya, olahraga ini sangat cocok bagi kalangan muda yang memiliki semangat tinggi dan terkadang tersalurkan lewat perilaku negatif seperti tawuran. Dengan adanya kejuaraan resmi, anak-anak muda yang “suka berkelahi” bisa mendapat ruang yang legal dan sportif untuk menyalurkan minatnya.

“Tidak semua orang suka berkelahi, tapi kalau diwadahi ke lomba beladiri, mereka yang suka tawuran ini kan mentalnya sudah ada,” kata Sumanto.

Baca juga:

POSI Guncang Timur Indonesia: 638 Pelajar NTB Unjuk Prestasi di Olimpiade Sains Hardiknas 2025

2 Dinas Terkait Didorong Aktif Gelar Kompetisi Bela Diri

Ilustrasi Pencak Silat

Ilustrasi Pencak Silat

Foto:

  • ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira

Untuk merealisasikan ide tersebut, Sumanto mendorong Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah agar lebih aktif menyelenggarakan kompetisi bela diri antar pelajar. Dengan cara ini, anak-anak muda memiliki kegiatan rutin yang melatih fisik dan mental secara sehat. Tak hanya mencegah tawuran, kegiatan ini juga bisa mencetak bibit-bibit atlet bela diri berprestasi di tingkat daerah hingga nasional.

3 Pendekatan Komprehensif Dibutuhkan: Tak Cukup Hanya Bela Diri

Sumanto menegaskan bahwa solusi terhadap masalah tawuran tidak cukup hanya dengan menggelar kejuaraan bela diri. Diperlukan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari pihak sekolah, keluarga, hingga lingkungan sekitar. Sekolah-sekolah diharapkan lebih aktif dalam memberikan kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni musik, atau kegiatan kepemudaan lainnya yang dapat membangun rasa percaya diri dan tanggung jawab sosial siswa.

4 Pendidikan Karakter dan Sosialisasi Anti-Tawuran Harus Diperkuat

Menurut Sumanto, pendidikan karakter di sekolah dan rumah sangat penting untuk membentuk pola pikir dan perilaku remaja dalam menghadapi konflik. Ia menyoroti pentingnya memberikan ruang dialog dan pendekatan terhadap siswa yang berpotensi terlibat tawuran. Upaya ini dinilai lebih efektif dalam jangka panjang dibanding hanya memberikan hukuman atau tindakan represif.

5 Tawuran Kerap Dimulai dari Medsos, Perlu Wadah Positif untuk Anak Muda

Ilustrasi/Pelajar diamankan saat mau tawuran.

Ilustrasi/Pelajar diamankan saat mau tawuran.

Salah satu pemicu utama tawuran pelajar di period digital adalah tantangan di media sosial. Dari saling ejek hingga janji duel yang akhirnya berujung bentrok fisik. Sumanto menekankan bahwa kurangnya wadah dan ruang berekspresi yang positif bagi anak muda membuat mereka mudah terprovokasi dan akhirnya menyalurkan energi secara negatif. Oleh karena itu, perlu inovasi program yang menyasar kalangan remaja untuk dialihkan ke kegiatan yang produktif dan membangun.

Pendekatan yang Inovatif dan Progresif

Gagasan Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, tentang menyelenggarakan kejuaraan bela diri sebagai solusi pencegahan tawuran pelajar adalah pendekatan yang inovatif dan progresif. Alih-alih hanya mengandalkan tindakan hukum, ide ini menawarkan jalan positif yang dapat membentuk karakter dan potensi anak muda. Kolaborasi lintas sektor– pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat– menjadi kunci sukses untuk mewujudkan generasi muda yang sehat, berprestasi, dan bebas dari kekerasan. (Antara)

Halaman Selanjutnya

Untuk merealisasikan ide tersebut, Sumanto mendorong Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah agar lebih aktif menyelenggarakan kompetisi bela diri antar pelajar. Dengan cara ini, anak-anak muda memiliki kegiatan rutin yang melatih fisik dan psychological secara sehat. Tak hanya mencegah tawuran, kegiatan ini juga bisa mencetak bibit-bibit atlet bela diri berprestasi di tingkat daerah hingga nasional.

Halaman Selanjutnya

Tautan sumber