Selasa, 21 Oktober 2025 – 20: 31 WIB
VIVA — Kementerian Pariwisata Republik Indonesia bersama sepuluh provinsi yang tergabung dalam Online forum Kerjasama Daerah– Mitra Praja Utama (FKD-MPU) menggelar rapat gabungan dan diskusi strategis di Sanur Hotel Watujimbar, Denpasar Selatan, Bali, pada 20– 21 Oktober 2025
Baca Juga:
Experience Macao Huge Sale Resmi Dibuka di Jakarta Hari Ini
Pertemuan ini membahas isu-isu penting lintas sektor, termasuk pariwisata, kebencanaan, dan ketahanan pangan, serta menghasilkan sejumlah kesepakatan kerja sama yang akan menjadi acuan aksi konkret selama lima tahun ke depan.
Kegiatan ini menjadi momentum bagi Kemenpar dan para perwakilan daerah untuk menegaskan komitmen terhadap pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan hingga tahun 2029
Baca Juga:
RUU Kepariwisataan Disahkan DPR jadi Undang-Undang
Asisten Deputi Monitoring Strategis Kemenpar, Dr. I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, menjelaskan bahwa kebijakan pembangunan pariwisata sudah dirancang hingga 2045, namun fokus utama saat ini adalah target jangka menengah 2025– 2029
“Dalam RPJMN 2025– 2029, pariwisata berkualitas dan berkelanjutan menjadi prioritas. Fokusnya pada peningkatan nilai tambah dan daya saing destinasi, termasuk pembangunan pariwisata hijau dan kawasan ekonomi khusus,” ujarnya, dikutip VIVA dari keterangan resmi, Selasa 21 Oktober 2025
Baca Juga:
Dorong Literasi Keuangan Generasi Muda, Financial Institution Jakarta Dukung Abang None 2025
Ia menambahkan, strategi tersebut mencakup peningkatan kelembagaan, tata kelola destinasi, serta penguatan SDM dan industri pariwisata. Promosi juga menjadi perhatian utama dengan menargetkan segmen wisatawan berdaya beli tinggi. “Daerah harus gencar melakukan promosi dan memperkuat event berkelanjutan agar dampak ekonomi lebih terasa di masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Hailul Khairi, Tenaga Ahli Utama Sekretariat Bersama FKD-MPU, menyebutkan ada enam bidang utama yang dibahas dalam forum ini, termasuk pariwisata dan kebencanaan. “Rapat gabungan ini menitikberatkan pada konkretisasi hasil kerja sama yang sebelumnya belum diikuti tindak lanjut di lapangan, terutama di bidang pariwisata,” jelasnya.
Discussion forum ini diikuti oleh sepuluh provinsi, yakni Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Hailul menekankan pentingnya sinergi antarprovinsi, khususnya dengan Bali yang telah dikenal secara global.
“Bali punya reputasi internasional. Kami dorong provinsi lain menjalin kerja sama pariwisata dengan Bali agar saling menguatkan,” tuturnya.
Desa Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Desa Wisata Terbaik Dunia
Desa Wisata Adat Osing Kemiren, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, masuk menjadi bagian Jaringan Desa Wisata Terbaik Dunia dari United Nations Tourist Badan Pariwisata PBB
VIVA.co.id
19 Oktober 2025