Rabu, 22 Oktober 2025 – 16:12 WIB
Jakarta – Malam tak lagi gelap di banyak pelosok negeri. Pemerintah terus memperluas akses energi lewat program Listrik Desa (Lisdes) dan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) agar seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati penerangan di rumah mereka. Program ini menjadi bukti hadirnya negara hingga ke pelosok, sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto.
Baca Juga:
Pemerintah Pastikan Tak Ada Lagi Desa yang Hidup dalam Gelap
“Di desa-desa terpencil, cahaya listrik kini menjadi simbol kehadiran negara dan pembuka jalan bagi kesempatan sosial-ekonomi. Listrik tidak lagi hanya aspek penerangan, namun meningkatkan pula akses pendidikan, produktivitas, dan taraf hidup masyarakat,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia
Baca Juga:
Danantara Gandeng Pemprov DKI di Proyek Pengolahan Sampah jadi Listrik
Berdasarkan data Kementerian ESDM, program Listrik Desa telah menjangkau 10.068 lokasi dengan lebih dari 1,2 juta calon pelanggan baru. Sementara itu, program BPBL periode 2024 telah diterima 155.429 rumah tangga. Untuk periode Januari hingga September 2025, sebanyak 135.482 rumah tangga telah terpasang dari target 215.000 rumah hingga akhir tahun.
Kehadiran listrik di desa menjadi langkah penting dalam memenuhi kebutuhan dasar warga sekaligus mempercepat pemerataan energi nasional.
Baca Juga:
Listrik di Aceh Padam 3 Hari Padahal Surplus 399 Megawatt, Ini Penjelasan PLN
Bahlil menyebut, rasio elektrifikasi nasional kini mencapai 99,1 persen. Bagian kecil yang belum terjangkau merupakan wilayah dengan kondisi geografis sulit, seperti pulau-pulau kecil dan pedalaman. Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi 100 persen pada 2030 dengan mempercepat pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan.
“Perubahan arah kebijakan juga mencakup transformasi menuju energi yang bersih dan berkelanjutan. Pemerintah sudah meresmikan puluhan pembangkit energi terbarukan, mempercepat proyek PLTS berkapasitas 100 gigawatt, dan melibatkan koperasi desa dalam transisi energi. Ekonomi dan ekologi tidak harus dipertentangkan. Keduanya bersinergi menciptakan fondasi pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan merata,” ujar Bahlil.
Menteri ESDM itu menegaskan tekad pemerintah untuk mempercepat capaian elektrifikasi hingga 100 persen. “Setelah 80 tahun merdeka, tidak selayaknya ada warga yang masih mengalami gelap gulita,” ujarnya.
Perubahan nyata kini dirasakan banyak warga. Di Desa Bandar Jaya, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Ruslam mengaku hidupnya jauh lebih nyaman sejak rumahnya mendapatkan sambungan listrik.
“Alhamdulillah, sekarang rumah kami terang, tanpa harus mikir beli bensin tiap malam. Anak-anak bisa belajar sampai malam, istri bisa menjahit tanpa terburu-buru, dan saya bisa istirahat dengan tenang,” ucapnya.
Halaman Selanjutnya
Source : Kementerian ESDM