Itu Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada hari Jumat menyatakan “keprihatinan besar” atas penolakan Indonesia untuk mengeluarkan visa bagi atlet Israel untuk Kejuaraan Dunia Senam Artistik akibat genosida Israel di Gaza.
“Dengan sangat prihatin IOC mengetahui bahwa pemerintah Indonesia telah menolak visa tim senam Israel, termasuk atlet dan ofisial, untuk memasuki negara tersebut untuk Kejuaraan Dunia Senam Artistik FIG ke- 53 mendatang. Kejuaraan tersebut akan dimulai pada 19 Oktober 2025 dan akan diadakan di Jakarta,” kata IOC dalam sebuah pernyataan.
Menyusul penolakan Indonesia untuk memberikan visa bagi atlet Israel untuk kejuaraan tersebut, Pengadilan Arbitrase Internasional untuk Olahraga (CAS) juga menolak permohonan Israel untuk mengikuti Kejuaraan Senam Artistik Dunia 2025
“Posisi prinsip IOC sangat jelas: semua atlet, tim, dan ofisial olahraga yang memenuhi syarat harus dapat berpartisipasi dalam kompetisi dan event olahraga internasional tanpa segala bentuk diskriminasi dari negara tuan rumah, sesuai dengan Piagam Olimpiade dan prinsip dasar non-diskriminasi, otonomi, dan netralitas politik yang mengatur Gerakan Olimpiade,” kata IOC.
“Sejak IOC mengetahui situasi mengenai Kejuaraan Dunia Senam Artistik FIG, IOC telah menghubungi Federasi Senam Internasional (FIG), Anggota IOC di negara tersebut, Komite Olimpiade Nasional dan pemerintah Indonesia di semua tingkatan untuk membantu memfasilitasi solusi. Sayangnya, belum ada penyelesaian yang ditemukan,” tambahnya.
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa keputusan Indonesia akan dievaluasi pada pertemuan mendatang.
Setelah dimulainya perang Rusia terhadap Ukraina pada tahun 2022, IOC melarang Rusia mengikuti Olimpiade Paris 2024, mengizinkan atletnya berkompetisi hanya sebagai atlet netral, sementara atlet Israel berkompetisi di bawah bendera mereka di Olimpiade Paris saat serangan Israel di Jalur Gaza sedang berlangsung.
87 atlet Israel yang melakukan perjalanan ke Prancis pada tahun 2024 berpartisipasi dalam Olimpiade Paris di bawah bendera Israel, sementara warga Palestina dan fasilitas olahraga mereka dibom.
Lebih dari 800 atlet telah terbunuh di Gaza sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023, ketika komunitas olahraga terus menderita akibat pemboman, kelaparan, dan runtuhnya infrastruktur, menurut pejabat Palestina.