Diterbitkan 13 Oktober 2025


Berlangganan

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas pada hari Senin menyuarakan kesiapan blok tersebut untuk “melakukan bagiannya” demi perdamaian Gaza rencana gencatan senjata dan berjanji untuk memulai kembali misi sipil untuk memantau perbatasan antara Gaza dan Mesir.

“Rencana perdamaian memerlukan dukungan internasional yang kuat agar berhasil. UE siap melakukan bagiannya. Pada hari Rabu, UE akan memulai kembali misi sipil untuk memantau perbatasan antara Gaza dan Mesir,” kata Kallas melalui perusahaan media sosial AS, X.

Menekankan bahwa menjaga perdamaian di Gaza bisa menjadi hal yang “sangat rumit,” ia mencatat bahwa misi sipil dapat memainkan “peran penting” dalam mendukung gencatan senjata.

“Hari ini menandai momen harapan yang langka di Timur Tengah. Pembebasan sandera merupakan keberhasilan besar diplomasi dan tonggak penting menuju perdamaian. Presiden (AS) (Donald) Trump mewujudkan terobosan ini,” tambah Kallas.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Senin pagi mengumumkan dimulainya proses pembebasan sandera Israel di Jalur Gaza sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.

Tentara Israel mengkonfirmasi di X bahwa tujuh sandera telah dibebaskan dan dikawal ke Israel oleh tentara dan pasukan badan keamanan Shin Bet.

Menurut Channel 12 Israel, tujuh sandera diserahkan kepada tim ICRC.

Trump mengumumkan pada hari Rabu bahwa Israel dan kelompok Palestina Hamas telah menyetujui tahap pertama dari 20 poin rencana yang bertujuan untuk menerapkan gencatan senjata di Gaza. Rencana tersebut mencakup pembebasan seluruh tawanan Israel dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina dan penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza. Fase pertama mulai berlaku pada hari Jumat.

Tahap kedua dari rencana tersebut membayangkan pembentukan badan pemerintahan baru di Gaza, tidak termasuk Hamas, pengerahan pasukan multinasional dan perlucutan senjata Hamas.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 67.600 warga Palestina di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sehingga sebagian besar wilayah tersebut tidak dapat dihuni.

Tautan Sumber