Ryder Cup merupakan turnamen yang membawa banyak kegugupan dan tekanan, itulah sebabnya beberapa pegolf gagal di turnamen ini. Kalau bicara pegolf yang tidak berprestasi, fokusnya kebanyakan pada pegolf Amerika yang jauh dari ekspektasi, kebanyakan di dua hari pertama.
Hari ketiga tampak sedikit lebih baik bagi mereka, namun masih belum cukup untuk memenangkan trofi Piala Ryder.
Xander Schauffele menjadi titik terang bagi timnya, mengambil tiga poin dari pertandingan Ryder Cup-nya.
Dia membawa performa hebatnya ke Baycurrent Classic, di mana dia menang melalui tiga putaran, sehingga berbagi emosinya mengenai pengalaman Piala Ryder dan turnamen terakhir dalam sebuah wawancara dengan media.
Pemain berusia 31 tahun itu mengingat kembali pertandingan dengan Patrick Cantlay, meminta maaf kepadanya karena dia tidak berada di levelnya.
Xander menekankan bahwa Ry*er Cu* membawa tekanan yang sangat besar tidak hanya untuk dirinya, tetapi untuk semua orang, dan terkadang sangat sulit untuk menjadi sosok penting dalam kondisi seperti itu, penuh dengan ketegangan dan keinginan yang kuat.
“Saya pikir di Ryder Cup saya bermain cukup solid, saya membiarkan Pat bertahan di pertandingan alternatif kedua atau pertandingan foursome, saya bermain sangat buruk di sana dan mengecewakannya, tetapi di putaran lain saya merasa seperti mulai memainkan golf yang bagus. Taruhannya sangat tinggi, golf bertekanan tinggi dan saya mulai melakukan beberapa pukulan yang tidak benar-benar saya lakukan sepanjang tahun. Saya pikir sepanjang turnamen, meskipun kami kalah, bagi saya pribadi, saya mampu melakukan beberapa pukulan tinggi momen-momen taruhan yang pastinya memberi saya sedikit kepercayaan diri.”- katanya, seperti dikutip oleh Lembaran Golf.
Keinginan untuk kemajuan
Penampilannya musim ini belum ideal, meski Schauffele ingin mengulang musim lalu. Namun, musim seperti ini bisa menjadi motivasi serius baginya ketika mulai bermain pada tahun 2026 dan memberinya kesempatan untuk memperbaiki keadaan.