Ryder Cup telah berakhir beberapa minggu lalu, namun kesan tersebut masih belum surut. Penggemar dan analis menganalisis semua yang terjadi, dan pegolf Amerika yang kecewa pada edisi kali ini adalah yang paling banyak dikritik.

Bintang utama tim Amerika adalah Scottie Scheffler, tetapi sebagian besar terkejut karena Scheffler kalah dalam empat pertandingan pertamanya. Namun, ada pula yang membelanya dengan menyebut bahwa Tiger Woods dan Jack Nicklaus memiliki masalah serupa di Ryder Cup.

Wajah terkenal dunia golf, Colt Knost, mengomentari penampilan Scottie Scheffler. Ia sadar betapa sulitnya bermain di kompetisi seperti itu, terutama di nomor ganda.

Kompetisi ini berarti Anda harus agresif, namun juga fokus dari awal hingga akhir.

"Saya sangat menyukai argumen saya mengenai hal ini, sampai Anda memberi tahu saya bahwa Phil mempunyai kerugian paling besar," Kata Knost, seperti dikutip oleh Golf Ajaib.

"Tapi kami hanya akan menghilangkannya, karena dia adalah sebuah anomali.

Tapi Tiger dan Scottie Scheffler, sebenarnya mereka punya banyak kesamaan. Jadi ketika Anda menonton mereka bermain sehari-hari di PGA Tour, itu adalah 72 hole, mereka membuat Anda lelah, mereka tidak membuat banyak kesalahan.

Mereka mungkin membuat lebih sedikit kesalahan dibandingkan siapa pun. Scottie adalah orang yang memukulnya di sisi gemuk lapangan, memberikan dirinya jarak 15 hingga 20 kaki di setiap hole, memberinya birdie putt demi birdie putt demi birdie putt.

Harimau juga mengalami hal yang sama. Keduanya dan Jack Nicklaus mungkin adalah tiga pegolf paling konservatif yang pernah kami lihat.

Di Ryder Cup, ini adalah sprint 18 lubang dan bermain aman, bermain di sisi lapangan yang gemuk tidak berhasil. Saya pikir itu sebabnya keduanya, rekor single mereka baik-baik saja.

Tapi bagian tim, ketika itu adalah bola terbaik, bahkan ketika itu adalah tembakan alternatif, Anda harus melakukannya, terutama cara Bethpage diatur. Itu adalah pesta burung. Anda harus pergi, Anda harus menjadi sangat agresif."

pandangan Knost

Knost menambahkan, Scheffler cukup solid di turnamen ini, namun lawannya cukup dominan sehingga sulit untuk menang. Namun, ia yakin jika menjadi petenis peringkat 1 dunia, Anda harus memberikan lebih banyak lagi.

Sebagai pemimpin generasi pegolf Amerika, lebih banyak lagi yang diharapkan dari Scottie. Namun turnamen seperti ini bisa menjadi pembelajaran penting bagi pemain berusia 29 tahun tersebut, mengingat ia masih memiliki banyak waktu bermain di level tertinggi di depannya dan kami yakin ia akan mampu menebus performa buruknya tahun ini.

Peluang berikutnya adalah tampil di Eropa dalam dua tahun ke depan, di mana pegolf Amerika tersebut tentunya akan memiliki keinginan dan semangat yang besar untuk membalas kekalahan tersebut.

Tautan Sumber