Somalia dan Djibouti menyambut baik hal tersebut kesepakatan perdamaian Gaza dan memuji upaya local dan internasional untuk menjamin gencatan senjata, akses kemanusiaan, dan pembebasan tahanan.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Somalia pada hari Jumat menegaskan kembali dukungannya terhadap hak-hak Palestina, termasuk pembentukan negara berdaulat yang independen.
“Somalia berharap perjanjian ini akan menjadi langkah nyata menuju pencapaian perdamaian yang adil dan komprehensif yang mengakhiri penderitaan rakyat Palestina dan mengkonsolidasikan keamanan dan stabilitas di kawasan.”
Presiden Djibouti Ismail Omar Guelleh, dalam sebuah pernyataan, memuji upaya AS, Qatar, Mesir dan Turki.
“Kami mendesak penerapan penuh untuk menjamin perdamaian, akses kemanusiaan, dan jalur yang kredibel menuju solusi dua negara,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Perjanjian gencatan senjata di Gaza dicapai antara Israel dan Hamas pada Kamis pagi di kota Sharm el-Sheikh, Mesir, dimediasi oleh negara penjamin– Qatar, Mesir, AS, dan Türkiye.
Rencana gencatan senjata berisi 20 poin, yang pertama kali diumumkan pada 29 September, mencakup pembebasan semua tawanan Israel dengan imbalan tahanan Palestina, gencatan senjata, perlucutan senjata Hamas, dan pembangunan kembali Gaza.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 67 200 warga Palestina di wilayah kantong tersebut, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Pengeboman yang tiada henti telah menyebabkan sebagian besar Gaza tidak dapat dihuni, sehingga mengakibatkan kelaparan dan penyakit yang meluas.