Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa Iran sedang berusaha untuk bekerja pada skala yang lebih luas Timur Tengah kesepakatan damai setelah memberikan dukungannya pada rencananya untuk mewujudkan a gencatan senjata ke Gaza Strip.
“Iran ingin mengupayakan perdamaian sekarang. Mereka telah memberi tahu kami, dan mereka mengakui bahwa mereka sepenuhnya mendukung kesepakatan ini. Mereka pikir ini adalah hal yang hebat, jadi kami menghargainya, dan kami akan bekerja sama dengan Iran,” kata Trump ketika ia bersiap untuk berangkat ke Timur Tengah akhir pekan ini.
“Seperti yang Anda ketahui, kami menerapkan sanksi besar terhadap Iran dan banyak hal lainnya. Kami ingin melihat mereka mampu membangun kembali negaranya juga, namun mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir,” tambahnya.
Trump menyinggung serangan yang dia izinkan terhadap program nuklir Iran pada bulan Juni, yang menurut dia dan para pejabat seniornya telah menghancurkan seluruh kemampuan nuklir Iran.
Presiden AS mengatakan dalam wawancara dengan Fox News pada Rabu malam bahwa Teheran “kira-kira satu bulan, mungkin dua bulan lagi akan memiliki senjata nuklir” ketika ia melancarkan serangan selama perang 12 hari antara Iran dan Israel.
Trump sebelumnya mengumumkan bahwa Israel dan Hamas menyetujui tahap pertama dari 20 poin rencana yang ia buat pada 29 September untuk melakukan gencatan senjata di Gaza, membebaskan semua tawanan Israel yang ditahan di sana dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina, dan penarikan bertahap pasukan Israel dari seluruh Jalur Gaza.
Tahap kedua dari rencana tersebut menyerukan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa partisipasi Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri dari warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab dan Islam, dan perlucutan senjata Hamas. Perjanjian ini juga menetapkan pendanaan Arab dan Islam untuk pemerintahan baru dan rekonstruksi Jalur Gaza, dengan partisipasi terbatas dari Otoritas Palestina.
Negara-negara Arab dan Muslim sebagian besar menyambut baik rencana tersebut, namun beberapa pejabat juga mengatakan bahwa banyak rincian di dalamnya memerlukan diskusi dan negosiasi agar dapat dilaksanakan sepenuhnya.