Diterbitkan 09 Oktober 2025


Berlangganan

Presiden Perancis Emmanuel Macron pada hari Kamis mencari miliknya perdana menteri keenam dalam waktu kurang dari dua tahun, berharap pilihan berikutnya dapat mengarahkan anggaran melalui badan legislatif yang terpecah oleh krisis.

Kantor Macron mengatakan pada hari Rabu bahwa ia akan menunjuk perdana menteri baru dalam waktu 48 jam, setelah Perdana Menteri Sebastien Lecornu mengadakan pembicaraan selama dua hari untuk mencari jalan keluar dari krisis politik terburuk Perancis dalam sejarah modern.

Kelumpuhan politik telah membuat sulit untuk meloloskan anggaran pengetatan anggaran, yang dituntut oleh investor yang semakin khawatir dengan defisit Perancis yang semakin besar.

“Pertanyaan yang diajukan hari ini adalah apakah ada cukup orang yang bertanggung jawab,” kata juru bicara pemerintah Aurore Berge kepada radio RTL pada Kamis pagi. “Saya pikir ini adalah kesempatan terakhir.”

LECORNU MENGATAKAN PEKERJAANNYA SUDAH SELESAI

Lecornu mengajukan pengunduran dirinya dan pemerintahannya pada hari Senin, beberapa jam setelah mengumumkan susunan kabinet, menjadikannya pemerintahan yang berumur paling pendek di Perancis modern.

Dia mengatakan dalam sebuah wawancara televisi pada Rabu malam bahwa pekerjaannya telah selesai.

Dia mengatakan bahwa dia telah belajar dari perundingan tersebut bahwa mayoritas anggota parlemen menentang diadakannya pemilihan parlemen yang dipercepat, bahwa ada jalan untuk meloloskan anggaran pada akhir tahun ini dan bahwa ada kemungkinan untuk mengadakan perdebatan mengenai reformasi pensiun.

Perombakan pensiun Macron pada tahun 2023, yang secara bertahap menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun, adalah salah satu kebijakan khas kepresidenannya. Anggota sayap kiri telah menyerukan agar undang-undang tersebut dicabut atau ditangguhkan.

Namun komentar Lecornu, dan prospek perdana menteri baru, gagal mencapai kompromi di antara partai-partai yang bersaing, yang sebagian besar tetap berpegang pada pandangan mereka tentang bagaimana langkah selanjutnya.

Manuel Bompard, dari kelompok sayap kiri France Unbowed (LFI), mengatakan perdebatan mengenai pensiun telah terjadi dan mendesak Macron untuk mengundurkan diri. Jordan Bardella, presiden National Rally (RN) yang berhaluan sayap kanan menegaskan kembali seruan partainya untuk mengadakan pemilihan parlemen baru.

Baik LFI maupun RN telah memboikot pembicaraan dengan perdana menteri.

Kelompok Sosialis mengatakan Macron harus menunjuk perdana menteri dari sayap kiri. Partai Republik, yang merupakan bagian dari pemerintahan yang akan keluar, mengatakan mereka tidak akan mendukung perdana menteri yang berhaluan kiri.

Krisis ini telah menyebabkan kegelisahan di pasar keuangan namun obligasi mempertahankan kenaikannya dibandingkan hari sebelumnya di tengah optimisme bahwa Perancis dapat menghindari pemilihan parlemen yang cepat dan menyetujui anggaran.

Tautan Sumber