Kamis, 9 Oktober 2025 – 12:55 WIB
Jakarta – DPP PDI Perjuangan (PDIP) melalui Bidang Tenaga Kerja dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) menggelar workshop Kajian Kritis: Regulasi, Layanan dan Diplomasi Tenaga Kerja Domestik dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Kamis 9 Oktober 2025.
Baca juga:
PDIP Perkuat Kemampuan Kader dan Relawan Beri Pendampingan Bagi PMI: Advokasi hingga Pemulihan Fisik
Acara yang digelar di Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Jakarta ini turut diikuti oleh Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, puluhan kader partai hingga perwakilan dari pemerintah yakni Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) serta Komnas HAM.
Acara ini juga digelar secara hybrid yang diikuti oleh sejumlah kader dan pengurus PDIP dari berbagai daerah dan perbatasan RI.
Baca juga:
Pesan Megawati ke Kader PDIP: Lindungi Pekerja Migran Indonesia
Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyoroti berbagai persoalan serius yang dihadapi oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI), baik domestik maupun migran.
Hasto menegaskan bahwa partainya tidak melihat masalah ini sekadar sebagai persoalan teknis, pelanggatan hukum atau hak asasi manusia (HAM) semata, melainkan sebagai persoalan ideologis.
Baca juga:
Hasto PDIP: Partai Besar Harus Bekerja dengan Sistem dan Disiplin Mutu
“Kita melihat berbagai persoalan yang terjadi, seperti penempatan ilegal dan perdagangan orang, kekerasan fisik dan psikis, tidak digaji sesuai dengan kontrak, dokumen kerja palsu atau disiksa oleh majikan,” ujar Hasto dalam paparannya.
Dia menambahkan, bahwa berbagai tragedi kemanusiaan ini menggugah perasaan semua pihak untuk melindungi pekerja Indonesia.
Oleh karena itu, Hasto menegaskan bahwa PDIP memiliki tanggung jawab konstitusional untuk melindungi seluruh bangsa Indonesia.
Lebih lanjut, pria kelahiran Yogyakarta itu menyebut peran Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) PDIP yang dapat membantu pemerintah dalam melindungi buruh migran yang berada di berbagai negara.
Untuk memperkuat perlindungan, Hasto mengusulkan pembentukan satuan tugas khusus.
“Kami bisa membantu pemerintah untuk mengaktifasi kader-kader PDI Perjuangan yang juga berada di seluruh dunia. Bahkan kita bisa mendirikan semacam komite kerja atau semacam task force untuk melindungi buruh-buruh migran,” jelas Hasto.
Hasto pun mengingatkan kembali pada cita-cita pendirian Republik Indonesia, bahwa negara hadir untuk menjamin bekerjanya kemanusiaan dan keadilan sosial dan kehidupan yang layak bagi semua warga negaranya.
Halaman Selanjutnya
“Ini yang harus kita sentuh dengan mengingatkan kembali bahwa pada dasarnya Republik ini dibangun dengan suatu cita-cita besar, cita-cita keadilan sosial. Cita-cita di mana dalam demokratisasi ekonomi harus memastikan setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak secara kemanusiaan atas pekerjaannya,” kata Hasto.