FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, merespons fenomena sosial yang menurutnya menunjukkan kuatnya praktik feodalisme di Indonesia.
Hal itu ia ungkapkan menanggapi peristiwa robohnya salah satu pondok pesantren (ponpes) yang menelan korban jiwa dan memunculkan berbagai reaksi publik.
Jhon menilai bahwa sistem sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh pola hubungan penguasa dan bawahan yang bersifat feodal.
Ia menyebut, peristiwa di ponpes tersebut menjadi bukti nyata bagaimana mentalitas feodalisme masih mengakar.
“Dari ponpes yang rubuh itu, feodalisme itu nyata banget,” kata Jhon di trheads (7/ 10/2025
Jhon menyinggung bagaimana kesalahan dalam pembangunan justru dianggap sebagai takdir, dan bukan kelalaian manusia.
“Dosa konstruksi disebut jadi takdir,” tukasnya.
Lebih lanjut, Jhon mengungkapkan keheranannya atas sikap sebagian orang tua santri yang bahkan mengembalikan uang santunan kepada pihak pesantren dengan alasan telah mendapat ridha dari pemilik ponpes.
“Orang tua siswa kembalikan santunan dengan dalih ridha dari pemilik ponpes (ini wow banget),” Jhon menuturkan.
Kata Jhon, fenomena para pendukung atau buzzer yang justru membela pemilik ponpes dan menyerang pihak-pihak yang mengkritik.
“Buzzer ramai membela pemilik ponpes. Kalau bisa killing the messenger,” kata Jhon.
Ia mencontohkan, kritik yang disampaikan Guru Gembul justru ditanggapi dengan tekanan dan intimidasi, bukan refleksi dan perbaikan.
“Contoh, protes Master Gembul ditanggapi dengan intimidasi,” tandasnya.
Tautan Sumber