Sir Tony Blair dilaporkan berencana untuk menjalankan Gaza setelah gencatan senjata dalam Perang Israel-Hamas, telah muncul.
Mantan PM Inggris, melalui lembaga think tanknya, Tony Blair Institute (TBI), menempa rencana untuk mendirikan pemerintahan sementara begitu perang berakhir di strip yang dikepung.
Sir Tony telah diusulkan untuk memimpin dewan pengawas yang disebut Gaza International Transitional Authority (GITA), Financial Times melaporkan.
Dipahami bahwa mantan PM Inggris didukung oleh menantu Donald Trump dan mantan penasihat Timur Tengah Jared Kushner, dan Steve Witkoff, utusan khusus Presiden AS.
Pada bulan Juli, surat kabar itu mengatakan bahwa lembaga think tanknya berpartisipasi dalam sebuah proyek untuk mengembangkan rencana Gaza pasca-perang.
Dia adalah bagian dari pertemuan akhir Agustus yang dipimpin Trump untuk menangani IsraelPerang di Gaza dan rencana pasca-perang untuk wilayah Palestina.
Trump mendukung rencana itu sebelum mempresentasikan gagasan itu kepada para pemimpin Turki, Pakistan, Indonesia dan lima negara Arab di Majelis Umum PBB di New York minggu ini.
“Mungkin kita bisa mengakhiri (perang) sekarang,” katanya kepada mereka.
Gita pada awalnya bisa berbasis di El-Arish, ibukota MesirProvinsi Sinai Utara dekat selatan Gaza.
Itu akan memasuki strip disertai dengan kekuatan multinasional, menurut rencana.
Rencana tersebut akan didanai oleh negara -negara Teluk – dan Sir Tony akan memimpin tim hingga 25 orang dan memimpin dewan tujuh orang.
Gaza dan Tepi Barat akan dipersatukan kembali dan kontrol nantinya akan diserahkan kepada Otoritas Palestina, yang harus menjalani reformasi besar sebelumnya.
Think-tank mengatakan tidak ada pembicaraannya dengan kelompok yang berbeda tentang rekonstruksi Gaza pasca-perang telah memasukkan gagasan relokasi paksa orang-orang dari daerah tersebut.