Minggu, 28 September 2025 – 19: 52 WIB
Viva — Marc Marquez akhirnya kembali merasakan manisnya gelar juara dunia MotoGP setelah enam tahun penantian penuh luka dan penderitaan. Kepastian itu hadir usai MotoGP Jepang 2025 di Sirkuit Motegi, Minggu 28 September.
Baca juga:
Kata Marc Marquez Usai Juara Dunia MotoGP 2025
Air mata Marquez pecah bahkan sebelum melintasi garis finis. “Hari ini saya tidak bisa mengontrol emosi. Di lap terakhir saya menangis di dalam helm, sampai sulit melihat titik pengereman,” ungkap Marquez dengan senyum haru.
Meski hanya finis kedua di belakang rekan setimnya di Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, posisi itu sudah cukup untuk mengunci gelar dunia ke- 9 dalam kariernya di kelas utama.
Baca juga:
Marc Marquez Pastikan Juara Dunia MotoGP 2025
Bagi Marquez, trofi kali ini terasa berbeda. Tak ada juara dunia sejak 1949 yang harus menunggu selama itu untuk kembali merebut mahkota. Perjalanan hidupnya word play here seperti matahari dan bulan– bersinar terang di awal, lalu tenggelam dalam kegelapan sebelum kembali muncul dengan cahaya baru.
Sejak debut di 125 cc pada 2010, Marquez dikenal sebagai fenomena. Ia langsung mengoleksi delapan gelar dalam sepuluh tahun. Bahkan mencatat sejarah sebagai novice pertama setelah Kenny Roberts yang jadi juara dunia, sekaligus termuda di usia 20 tahun 266 hari.
Baca juga:
Persaingan Gelar Juara Dunia: Alex Marquez Butuh Menang di Sirkuit Motegi
Namun, masa kejayaan itu hancur pada 2020 Kecelakaan di Jerez membuat lengannya patah, memaksanya menjalani empat operasi. Tak berhenti di situ, ia juga mengalami patah tulang lain serta dua kali diganggu masalah penglihatan ganda. Tahun-tahun itu menjadi titik tergelap dalam perjalanan sang juara.
Marquez pun mengakui betapa beratnya perjuangan. “Enam tahun lalu saya tidak tahu apa itu menderita. Karier saya sejak 2010 penuh kejayaan. Kalau cedera, cukup tiga atau empat bulan lalu kembali juara lagi. Tapi empat tahun terakhir benar-benar berbeda,” ujarnya.
Titik balik hadir ketika Marquez berpisah dengan Honda dan berlabuh di Ducati. Electric motor yang kompetitif mengembalikan ritmenya. Marquez tampil lebih matang, penuh perhitungan, namun tetap mematikan di lintasan.
Dengan complete 541 poin musim ini, Marquez resmi menutup penantian panjangnya. Gelar dunia kembali ke pelukannya. Sebuah pesan jelas bagi dunia: juara sejati tak pernah benar-benar hilang.
“Pada akhirnya kita semua manusia. Saya punya talenta di sini, orang lain punya talenta berbeda. Tapi kita sama-sama hanya berusaha memberikan yang terbaik,” tutup Marquez penuh makna.
Halaman Selanjutnya
Titik balik hadir ketika Marquez berpisah dengan Honda dan berlabuh di Ducati. Motor yang kompetitif mengembalikan ritmenya. Marquez tampil lebih matang, penuh perhitungan, namun tetap mematikan di lintasan.