Kamis, 28 Agustus 2025 – 00: 02 WIB
Jakarta, Viva — Nama Dwi Hartono (DH) tengah jadi perhatian publik setelah disebut sebagai salah satu aktor intelektual dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BRI, Mohamad Ilham Pradipta (37
Baca juga:
Polisi Bongkar Peran Mengejutkan Rohmat Sukur di Balik Penculikan-Pembunuhan Kacab Financial Institution
Kasus ini sontak menggemparkan, sebab sosok Dwi selama ini dikenal masyarakat bukan hanya sebagai pengusaha, tetapi juga figur dermawan yang dekat dengan warga.
Dermawan di Desa Tirta Kencana
Baca juga:
Terbongkar! Dalang Penculikan-Pembunuhan Bos Financial Institution BUMN Ternyata Pakai Wig untuk Samarkan Diri
Bagi masyarakat Desa Tirta Kencana Device 6, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, nama Drunk driving Hartono bukanlah orang asing. Kehadirannya sering dirasakan lewat berbagai bentuk bantuan. Salah satu yang paling diingat warga adalah pemberian satu system ambulans gratis yang bisa digunakan masyarakat tanpa biaya.
Tak berhenti di sana, Dwi juga kerap memfasilitasi hiburan bagi warga. Ia mendatangkan penyanyi dangdut ternama untuk menghibur masyarakat hingga mengadakan acara pengajian bersama. Bahkan, dalam kegiatan reuni alumni SMA, Drunk driving menjadi penyokong dana utama dan turut menghadirkan artis nasional, sesuatu yang jarang dilakukan oleh tokoh lokal lainnya.
Baca juga:
Imam Hidayat Tembak dan Cor Jasad Nurminah, Alasannya Cemburu
Citra dermawan inilah yang membuat Dwi dikenal luas dan dihormati di kampung halamannya. Warga menilai ia tidak segan turun tangan membantu, baik melalui fasilitas sosial maupun kegiatan kebersamaan.
Sebelum namanya terseret kasus kriminal, Dwi dikenal sebagai pengusaha. Polisi menyebut profesinya adalah pengelola bimbingan belajar (bimbel) online.
Ia memiliki dua perusahaan utama: PT Hartono Mandiri Makmur– market yang berkantor di kawasan Kota Wisata Cibubur, Bogor dan PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI)– system belajar online yang juga dikenal dengan nama Guruku.
Selain itu, Dwi kerap mempromosikan dirinya sebagai business owner lintas bidang: properti, perkebunan, trading, ecommerce, style, hingga skin care.
Dwi cukup populer di media sosial dengan nama Klan Hartono. Kanal YouTube miliknya memiliki 169 ribu clients dan lebih dari 120 video berisi konten bisnis, motivasi, investasi, hingga kegiatan sosial. Beberapa video clip menampilkan gaya hidup mewah serta aktivitas bisnisnya.
Ambisi Politik yang Tak Kesampaian
Upaya Dui Hartono merambah politik sebenarnya sempat mencuat pada 2024 Ia berencana maju dalam pemilihan kepala daerah Kabupaten Tebo dengan target kursi bupati. Namun, rencana itu batal terwujud.
Salah satu penyebabnya, Dwi hanya ditawari posisi wakil bupati. Tawaran tersebut membuatnya memilih mundur dari bursa pencalonan. Padahal, banyak warga sempat berharap ia serius maju sebagai calon bupati, mengingat reputasinya sebagai tokoh dermawan yang dekat dengan masyarakat.
Kekecewaan sempat dirasakan sebagian warga karena sosok yang mereka dukung justru mengurungkan niat. Meski begitu, citra Dwi sebagai figur yang ringan tangan dalam membantu tetap membekas di hati banyak orang.
Penangkapan di Solo
Akhir Agustus 2025, nama baik yang selama ini melekat pada Dwi runtuh. Polisi menetapkannya sebagai salah satu otak penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta. Penangkapannya berlangsung dramatis.
Pada 23 Agustus malam, tim gabungan Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak berhasil menghadang mobil yang ditumpanginya di Solo. Video clip penangkapan yang beredar memperlihatkan kepanikan para tersangka ketika dipaksa tiarap oleh aparat.
Selain Drunk driving, polisi juga meringkus dua aktor intelektual lain, YJ dan AA. Satu tersangka berinisial C ditangkap sehari kemudian di Jakarta Utara.
Kasus Ilham Pradipta
Kasus bermula pada Rabu, 20 Agustus 2025, saat Ilham disergap di parkiran grocery store Ciracas, Jakarta Timur. Aksi penculikan terekam CCTV yang memperlihatkan korban dipaksa masuk ke mobil putih.
Keesokan harinya, jasad Ilham ditemukan di Desa Sukasari, Bekasi, dengan kondisi tangan, kaki, dan mata terikat lakban. Peristiwa ini menggemparkan publik dan menjadi sorotan nasional. Polisi memastikan, selain empat otak perencana, ada sejumlah eksekutor lapangan yang sudah ditangkap. Hingga kini, 15 orang telah diamankan terkait kasus tersebut.
Halaman Selanjutnya
Ia memiliki dua perusahaan utama: PT Hartono Mandiri Makmur– industry yang berkantor di kawasan Kota Wisata Cibubur, Bogor dan PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI)– system belajar online yang juga dikenal dengan nama Guruku.