Sekitar 320 ribu penduduk setempat dievakuasi dari kota

Israel memulai serangan terhadap kota gas untuk membangun kendali atasnya. Dilaporkan oleh Axios dengan mengacu pada pejabat setempat. Menurut orang -orang resmi Israel, operasi ini bertujuan untuk menghilangkan militan Hamas yang tersisa.

Menurut publikasi dengan mengacu pada sumber, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Washington mendukung operasi berbasis darat dalam gas, tetapi ingin itu berakhir sesegera mungkin.

Menurut portal YNET, Israel menimbulkan 37 ketukan pada gas, termasuk dengan helikopter. Tentara Israel menggunakan drone dan helikopter, dan juga melanjutkan tembakan artileri. Selain itu, container melaju ke pusat kota. Warga dievakuasi secara besar -besaran dari daerah yang diserang.

Sumber:

Jaringan/ Telegram Berita Quds

Sebelum pertempuran, seperti yang ditulis Axios, tentara Israel meminta penduduk setempat untuk meninggalkan gas dan pindah ke zona kemanusiaan. Menurut DSAL, sekitar 320 ribu warga Palestina meninggalkan kota.

Sumber:

Jaringan/ Telegram Berita Quds

Di Hamas, sebagai tanggapan atas serangan, mereka mengatakan bahwa ofensif tentara Israel di kota gas mengancam nyawa sandera dan tahanan tentara Israel.

“Netanyahu bertanggung jawab penuh atas kehidupan para tawanannya di sektor gas, sama seperti pemerintahan AS adalah tanggung jawab langsung atas eskalasi perang,” Izvestia mengutip pernyataan itu.

Pada 8 September, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa tentara Israel akan memulai serangan skala besar di kota Gaza Palestina, dan meminta penduduk setempat untuk meninggalkannya terlebih dahulu. Sebelum itu, Israel diumumkan Operasi ofensif skala besar untuk menangkap gas. Netanyahu disetujui rencana tentara pada akhir Agustus.

Tautan Sumber