Selasa, 16 September 2025 – 09:02 WIB
Jakarta, Viva – IHSG dibuka menguat 6 poin atau 0,08 persen di level 7.943 pada pembukaan perdagangan Selasa, 16 September 2025.
Baca juga:
Analis Pede IHSG Meroket, Intip 5 Rekomendasi Saham Potensial Cuan
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman memprediksi, IHSG berpotensi lanjut menguat pada perdagangan hari ini.
“IHSG masih berpotensi melanjutkan kenaikan, walaupun probabilitas koreksi makin besar,” kata Fanny dalam riset hariannya, Selasa, 16 September 2025.
Baca juga:
IHSG Dibuka Menghijau dan Dibayangi Koreksi di Batas Resist di 7.900
Ilustrasi papan saham IHSG.
Bursa saham Asia-Pasifik relatif bervariasi pada perdagangan Senin kemarin, jelang agenda kebijakan moneter global. Pasar memperkirakan kepastian The Fed akan kembali melanjutkan siklus pelonggaran suku bunga, sekaligus memberi sinyal kemungkinan adanya serangkaian pemangkasan lanjutan.
Baca juga:
IHSG Dibuka Menghijau Cenderung Datar Seiring Penguatan Bursa Asia
Selain The Fed, pekan ini juga adanya keputusan bank sentral lain. Bank of Canada diperkirakan memangkas bunga 25 bps. Sementara Bank Rakyat China (PBoC) kemungkinan memangkas salah satu suku bunga acuannya di tengah ekonomi yang lemah.
“Sedangkan, Bank of Japan (BoJ) dan Bank of England (BoE) diperkirakan menahan kebijakan,” ujar Ibrahim.
Dari sisi politik, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menyerang The Fed. Ia menyebut Powell “tidak kompeten” dan menyalahkannya atas tekanan di pasar perumahan.
Indeks Jepang, Nikkei 225 naik 0,89 persen dan Topix menguat 0,40 persen. Kemudian di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,35 persen dan Kosdaq menguat 0,66 persen.
Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,13 persen, Hang Seng Hong Kong naik 0,22 persen, dan Shanghai Composite turun 0,26 persen.
“Support IHSG berada di level 7.870-7.900 sementara resist IHSG di rentang 7.980-8.020,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Dari sisi politik, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menyerang The Fed. Ia menyebut Powell “tidak kompeten” dan menyalahkannya atas tekanan di pasar perumahan.