memuat…

Peluncuran Satelit Nusantara Lima diharapkan dapat memberikan koneksi internet di wilayah-wilayah terpencil. Foto: Komdigi

Jakarta – Selama puluhan tahun, tantangan terbesar Indonesia adalah jarak. Ribuan pulau yang terbentang di atas tiga zona waktu sering kali menciptakan jurang pemisah, terutama dalam hal akses informasi dan kesempatan.

Namun kini, jembatan baru yang megah telah dibangun untuk merajut kembali Nusantara—bukan dari baja dan beton, melainkan dari sinyal dan data yang melesat di angkasa.

Indonesia baru saja memulai babak baru yang penuh harapan dalam sejarah konektivitasnya dengan peluncuran sukses Satelit Nusantara Lima (N5).

Ini bukan sekadar peluncuran satelit biasa; tapi janji kemerdekaan digital bagi jutaan rakyat di wilayah terpencil yang selama ini tertinggal.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyambut keberhasilan ini sebagai kemenangan bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Satelit Nusantara Lima adalah jembatan yang menghubungkan Indonesia tanpa batas,” ujar Meutya dalam keterangan resminya. “Internet cepat bukan hanya soal teknologi, tapi soal kesempatan yang sama.”

Raksasa di Angkasa Asia Tenggara

Di atas kertas, spesifikasi Satelit Nusantara Lima sudah sangat mengesankan. Dengan kapasitas total mencapai 160 Gbps, ia dinobatkan sebagai satelit komunikasi terbesar di Asia Tenggara saat ini. Ditempatkan di “posisi emas” atau golden spot pada slot orbit strategis 113° Bujur Timur, jangkauannya mampu memayungi seluruh wilayah kepulauan, dengan fokus khusus untuk memperkuat sinyal di kawasan timur Indonesia yang selama ini sering terabaikan.

Tautan Sumber