Inflasi ritel India mengalami pembalikan dalam tren pada bulan Agustus, setelah berkurang menjadi yang terendah dalam delapan tahun pada bulan Juli, dipimpin oleh sedikit kenaikan harga makanan dan barang -barang inti.

Inflasi berbasis indeks harga konsumen adalah 2,07% pada bulan Agustus, dibandingkan dengan 1,55% pada bulan Juli, menurut data yang diterbitkan oleh Kementerian Statistik.

Inflasi CPI diproyeksikan akan memudahkan 2,11% pada bulan Agustus, menurut perkiraan median para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Meskipun peningkatan, inflasi tetap jauh di bawah target bank sentral sebesar 4%.

Di keranjang makanan, sayuran diliserkan pada 15,9% dibandingkan dengan 20,7% pada bulan Juli. Harga tomat naik 16% dibandingkan dengan perlambatan 34,1% bulan lalu.

Inflasi inti, yang tidak termasuk harga makanan dan bahan bakar yang mudah menguap, tetap konstan di 4,1% menurut Bloomberg.

Inflasi CPI headline Agustus telah datang sejajar dengan harapan, semakin memperkuat lintasan jinak yang mendasarinya, kata Upasna Bhardwaj, kepala ekonom di Bank Kotak Mahindra.

“Sementara kami melihat jeda oleh RBI dalam kebijakan mendatang, kami memang melihat beberapa ruang untuk pemotongan suku bunga senilai 25-50 basis poin yang dibuka dari kebijakan Desember, jika downside risiko terhadap pertumbuhan terwujud dan The Fed bergerak maju dengan pemotongan suku bunga yang agresif,” kata Bhardwaj.

Tautan Sumber