Kamis, 11 September 2025 – 07:09 WIB
Bali, hidup – Bali resmi berstatus tanggap darurat bencana menyusul banjir yang melanda sejumlah wilayah sejak Rabu (10/9/2025) dini hari. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebutkan, daerah yang terdampak paling parah di antaranya Denpasar, Jembrana, Badung, dan Gianyar.
Baca juga:
Banjir Terjang Bali, BNPB: 9 Orang Tewas dan 620 Jiwa Terdampak
“Pak Gubernur malam ini sudah tanda tangan, tadi kami diskusi semula tanggap darurat bencana itu akan ditetapkan dua minggu tetapi karena sifat bencananya ternyata tidak terlalu besar maka akan diralat menjadi cukup satu minggu,” ujarnya di Denpasar, Rabu (10/9/2025) malam.
Menurut Suharyanto, penetapan status darurat tidak perlu membuat masyarakat panik. Ia menegaskan bahwa status tersebut lebih pada kepentingan administrasi, agar pemerintah pusat dapat bergerak cepat membantu penanganan bencana di Bali.
Baca juga:
Prabowo Instruksikan BNPB Segera Bantu Korban Banjir di Bali dan NTT
“Kalau menetapkan status darurat seolah-olah tidak mampu, darurat ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan penanganan seorang pemimpin, karena terkait bencana tidak ada pemimpin sehebat apapun bisa menangani sendirian, darurat ini supaya kita berkolaborasi, pemerintah pusat juga bisa memberikan bantuan,” jelasnya.
Dengan status tanggap darurat yang berlaku sepekan ke depan, pemerintah dapat segera melaksanakan berbagai upaya perbaikan, rehabilitasi, hingga rekonstruksi pasca-banjir.
Baca juga:
Banjir Maut di Bali, 9 Terseret Arus: 2 Tewas, 7 Masih Hilang
BNPB telah menyalurkan bantuan tahap awal senilai lebih dari Rp1 miliar. Paket bantuan itu mencakup satu unit perahu karet beserta mesin, 300 paket sembako, 200 selimut, 200 matras, tiga unit pompa alkon 2HP, dua tenda pengungsi, dan 50 tenda keluarga.
Evakuasi korban tewas akibat banjir di Bali
“Tahap awal tadi itu kalau diuangkan Rp1 milyar lebih ditambah genset, pompa, sekitar Rp5 milyar, itu akan berkembang, besok ke tempat pengungsi mungkin butuh lagi bajunya, pakaian dalamnya, intinya semua kebutuhan masyarakat terdampak kami akan lengkapi ya,” ungkap Suharyanto.
Berdasarkan hasil koordinasi dan pantauan langsung, BNPB menyimpulkan banjir disebabkan tingginya curah hujan akibat pengaruh gelombang ekuatorial Rossby. Hingga Rabu malam, tercatat sembilan orang meninggal dunia dan enam lainnya masih dalam pencarian.
“Kemudian infrastruktur yang lain ada jalan longsor, jembatan rusak, tetapi tadi kami sepakat mulai hari ini dan seterusnya itu akan diperbaiki, malam ini (dibagi) mana yang akan diperbaiki pemerintah daerah mana yang diperbaiki pemerintah pusat,” tuturnya. (ANTARA)
Halaman Selanjutnya
“Tahap awal tadi itu kalau diuangkan Rp1 milyar lebih ditambah genset, pompa, sekitar Rp5 milyar, itu akan berkembang, besok ke tempat pengungsi mungkin butuh lagi bajunya, pakaian dalamnya, intinya semua kebutuhan masyarakat terdampak kami akan lengkapi ya,” ungkap Suharyanto.