Pada bulan Agustus 2024, Bangladesh menghadapi krisis politik ketika Perdana Menteri Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri dari negara itu setelah protes mematikan terhadap pemerintahnya atas sistem kuota yang kontroversial dalam alokasi pekerjaan. Tentara telah melangkah untuk mengisi kekosongan kekuasaan.

Peraih Nobel Muhammad Yunus kemudian ditunjuk sebagai kepala pemerintahan sementara Bangladesh oleh Presiden Mohammed Shahabuddin, sehari setelah Hasina melarikan diri.

Pada bulan Mei, pemerintahan Yunus membubarkan Liga Awami Hasina, mengirim banyak pemimpin seniornya, termasuk mantan menteri, ke penjara untuk menghadapi persidangan karena tuduhan seperti kejahatan terhadap kemanusiaan. Dia juga telah menghadapi panggilan dari partai -partai politik, termasuk BNP, untuk mengumumkan tanggal untuk pemilihan berikutnya.

Tautan Sumber