Jumat, 15 Agustus 2025 – 11: 47 WIB
Jakarta, Viva — Ketua DPR RI, Puan Maharani, menekankan semangat kebangsaan saat membuka pidatonya dalam Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2025 digelar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 15 Agustus 2025
Baca juga:
Puan Bicara Peluang Megawati Ikuti Upacara HUT ke- 80 RI di Istana
Sidang ini dihadiri Presiden Prabowo Subianto, jajaran kabinet, pimpinan lembaga negara, serta para tokoh politik nasional. Di antaranya Mensesneg Prasetyo Hadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Sejumlah mantan presiden dan wakil presiden juga hadir, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono, Attempt Sutrisno, Jusuf Kalla, Boediono, dan Ma’ ruf Amin. Kehadiran mereka mempertegas makna persatuan di momen bersejarah ini.
Baca juga:
Ditunjuk Kembali Jadi Sekjen PDIP, Hasto Belum Dapat Tugas Khusus dari Megawati
“Dalam hitungan hari, kita akan memasuki peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Delapan puluh tahun kita berdiri sebagai satu bangsa, satu tanah air, yang dipersatukan oleh bahasa Indonesia dan Pancasila,” ucap Puan.
Pancasila sebagai Jiwa Bangsa
Baca juga:
Cek Fakta: Prabowo Klaim Kemiskinan RI 2025 Terendah Sepanjang Sejarah
Madam bersikeras bahwa Pancasila bukan hanya nilai, tetapi jiwa yang merawat asosiasi Indonesia. Menurutnya, membela kedaulatan dan kekayaan bangsa adalah kepercayaan historis yang menuntut kekuatan sejati – bukan dari senjata atau kekayaan, tetapi dari kehendak rakyat untuk bersatu.
Ia mengutip pepatah Jawa,” Makan tidak makan, yang penting berkumpul , yang bermakna kebersamaan lebih penting daripada kepentingan pribadi. “Kebersamaan inilah yang membedakan kita dari bangsa lain. Rakyat berdaulat atas kekuasaan, sumber daya alam, dan budaya bangsa,” tegasnya.
Demokrasi Berjiwa Gotong Royong
Puan mengingatkan bahwa demokrasi Indonesia berakar pada sila keempat Pancasila: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Menurutnya, demokrasi Pancasila mengedepankan musyawarah dan kebijaksanaan demi kepentingan bersama.
“Demokrasi kita bukan hanya tentang saya, tapi tentang kita. Kita yang berdaulat, kita yang sejahtera, dan kita yang berkebudayaan,” ujarnya.
Puan juga menekankan bahwa setiap kebijakan negara harus kembali pada kehendak rakyat. Ia mengajak semua pihak menjaga gotong royong sebagai kekuatan utama bangsa.
Di momen menjelang 80 tahun kemerdekaan, Puan mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat persatuan. “Inilah panggilan sejarah kita hari ini: menegakkan kedaulatan rakyat sebagai fondasi kekuatan nasional. Setiap langkah dan keputusan negara harus berpulang pada rakyat,” pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
Demokrasi Berjiwa Gotong Royong